Kepala Dinas Perkebunan dan
Peternakan Provinsi Papua, Melkias Monim mengatakan produksi ternak sapi
diwilayah itu mencapai 88 ribu ekor, selain jenis ternak seperti babi
dan unggas.
"Data BPS tahun lalu produksi sapi di Papuca capai 81 ribu ekor, namun pada tahun ini Dirjen Peternakan Pusat mencatat naik menjadi 88 ribu ekor," kata Monim di Jayapura, Papua, Minggu.
Menurut Monim, hewan yang paling banyak diternak adalah sapi dan babi, sehingga produksi kedua jenis hewan tersebut diwilayah Papua cukup tinggi. "Sapi dan Babi menjadi unggulan para peternak di Papua karena penikmat (konsumen) daging jenis itu cukup banyak," katanya.
Untuk mendukung para peternak sapi dan babi, pihaknya memberikan perhatian dengan memberikan berbagai macam bantuan termasuk pendampingan agar produksi kedua jenis ternak tersebut bisa optimal. "Kami memberikan subsidi kepada para peternak sapi yang ada diwilayah ini terutama yang memiliki hewan sapi dan babi diatas 15 ekor," katanya.
Monim juga mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan bibit ternak sapi disejumlah daerah di Papua, seperti di Kota Jayapura, Kabupaten Sarmi, Merauke dan Nabire. "Lima Kabupaten ini disiapkan agar menjadi sentra pembibitan untuk ternak sapi potong di Papua," katanya.
"Dan kami targetkan dalam satu tahun itu paling tinggi 800 ekor bibit sapi yang siap," lanjutnya.
Hanya saja, lanjut Monim, untuk menyupalai sejumlah bibit sapi dan memproduksi daging sapi dari Merauke ke sejumlah kabupaten di Papua agak sulit karena terbentur infrastruktur yang belum memadai, seperti dukungan transportasi yang tergolong mahal. "Sekarangkan sudah mencapai 88 ribu ekor sapi diseluruh Papua, dan di Merauke sudah mencapai 35 ribu data populasinya. Sebenarnya kalau kita mau ambil cukup dari Merauke saja untuk konsumsi sendiri di Papua tetapi infrastruktur tidak mendukung. Tapi kalau kita ambil dari Kota Jayapura dan Sarmi masih mendukung karena produksinya diatas 12.000 ekor," katanya.
Disinggung apakah persediaan daging sapi di Papua bisa mencukupi hingga hari raya Natal dan tahun baru nanti, Monim katakan sangat tersedia, selain produksi lokal juga didukung dengan daging sapi yang didatangkan dari pulau Jawa. "Cukup untuk natal dan tahun baru, sekarnag stok sudah masuk 68 ekor dari Makasar untuk Kota Jayapura, karena tingkat pemotongan dan konsumsi paling besar yah di Kota jayapura karena perpuataran ekonomi ada di kota ini," kata Monim mencontohkan.
Sedangkan untuk dibidang perkebunan, pria asal Sentani Kabupaten Jayapura itu sampaikan bahwa kakao dan kopi merupakan produk unggulan pemerintah Provinsi Papua.
"Data BPS tahun lalu produksi sapi di Papuca capai 81 ribu ekor, namun pada tahun ini Dirjen Peternakan Pusat mencatat naik menjadi 88 ribu ekor," kata Monim di Jayapura, Papua, Minggu.
Menurut Monim, hewan yang paling banyak diternak adalah sapi dan babi, sehingga produksi kedua jenis hewan tersebut diwilayah Papua cukup tinggi. "Sapi dan Babi menjadi unggulan para peternak di Papua karena penikmat (konsumen) daging jenis itu cukup banyak," katanya.
Untuk mendukung para peternak sapi dan babi, pihaknya memberikan perhatian dengan memberikan berbagai macam bantuan termasuk pendampingan agar produksi kedua jenis ternak tersebut bisa optimal. "Kami memberikan subsidi kepada para peternak sapi yang ada diwilayah ini terutama yang memiliki hewan sapi dan babi diatas 15 ekor," katanya.
Monim juga mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan bibit ternak sapi disejumlah daerah di Papua, seperti di Kota Jayapura, Kabupaten Sarmi, Merauke dan Nabire. "Lima Kabupaten ini disiapkan agar menjadi sentra pembibitan untuk ternak sapi potong di Papua," katanya.
"Dan kami targetkan dalam satu tahun itu paling tinggi 800 ekor bibit sapi yang siap," lanjutnya.
Hanya saja, lanjut Monim, untuk menyupalai sejumlah bibit sapi dan memproduksi daging sapi dari Merauke ke sejumlah kabupaten di Papua agak sulit karena terbentur infrastruktur yang belum memadai, seperti dukungan transportasi yang tergolong mahal. "Sekarangkan sudah mencapai 88 ribu ekor sapi diseluruh Papua, dan di Merauke sudah mencapai 35 ribu data populasinya. Sebenarnya kalau kita mau ambil cukup dari Merauke saja untuk konsumsi sendiri di Papua tetapi infrastruktur tidak mendukung. Tapi kalau kita ambil dari Kota Jayapura dan Sarmi masih mendukung karena produksinya diatas 12.000 ekor," katanya.
Disinggung apakah persediaan daging sapi di Papua bisa mencukupi hingga hari raya Natal dan tahun baru nanti, Monim katakan sangat tersedia, selain produksi lokal juga didukung dengan daging sapi yang didatangkan dari pulau Jawa. "Cukup untuk natal dan tahun baru, sekarnag stok sudah masuk 68 ekor dari Makasar untuk Kota Jayapura, karena tingkat pemotongan dan konsumsi paling besar yah di Kota jayapura karena perpuataran ekonomi ada di kota ini," kata Monim mencontohkan.
Sedangkan untuk dibidang perkebunan, pria asal Sentani Kabupaten Jayapura itu sampaikan bahwa kakao dan kopi merupakan produk unggulan pemerintah Provinsi Papua.
Penulis : Admin Ciputranew
Sumber: Ciputranews
0 komentar:
Post a Comment