Ketua umum Gereja Kemah Injil (Kingmi) Papua, Pendeta Benny Giay |
Hal ini dikatakan Ketua umum Gereja Kemah Injil (Kingmi) Papua, menanggapi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu terkait maraknya aksi penembakan yang terjadi di Papua dengan mengatakan "Separatisme di Papua jangan dibiarkan tetapi harus dibasmi."
"Jadi separatisme ini selalu lahir sebagai reaksi terhadap perlakuan yang tidak adil di dalam suatu konteks sejarah," tutur Pendeta Giay.
Pendeta Giay secara tegas menyatakan, orang Papua tidak pernah memilih menjadi separatis. Hal ini terjadi akibat ketidakadilan yang dilakukan pemerintah pusat yang masih berlangsung hingga kini. Sebab, selama ini kebijakan negara yang diberlakukan di Papua sangat diskriminatif, menyempitkan peran dan malah menyingkirkan masyarakat asli Papua di atas tanahnya sendiri.
"Kita [orang Papua] sudah tahu bahwa Indonesia yang bikin kesalahan, pembunuhan [terhadap orang Papua] jalan terus dan kami akan punah. Sehingga salah satu caranya, bikin kekerasan lagi supaya orang Papua punah," ujarnya merujuk aksi teror yang dilakukan oleh kelompok tidak dikenal yang berusaha menyudutkan orang Papua dengan menembak dan menusuk pendatang dan aparat keamanan, beberapa bulan terakhir ini.
"Kalo dia [Presiden SBY] bilang separatisme, siapa yang bikin separatisme? Negara yang bikin separatisme lewat pembangunan yang tidak adil, undang-undang yang tidak adil, membuat orang Papua tidak ada tempat [berperan membangun daerah sendiri]," imbuhnya. []
0 komentar:
Post a Comment