Benny Wenda (fwp/dok) |
London - Informasih diterima terakhir oleh
Free West Papua Campaign menunjukan bahwa Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan pasukan terlatih dari Australia Detasemen 88 Unit
Kontra teroris terus meningkatkan operasi kekerasan di Papua Barat,
terhadap aktivis West Papua Merdeka. Mereka telah memasuki
kampung-kampung dan melakukan pencarian di beberapa daerah terutama di
Wamena dan Puncak Jaya.
Pasukan bersenjata di daerah pegunungan itu menargetkan setiap orang
yang memakai pakaian tradisional rakyat disana dipaksa oleh militer dan
polisi untuk mengungkap keberadaan aktivis Papua Merdeka.
Tiga hari yang lalu, dalam operasi itu, anggota Komite Nasional Papua
Barat(KNPB) ditangkap. Orang-orang yang ditangkap adalah Sekretaris
Jenderal dari KNPB di Wamena Kabupaten Janus Wamu (26), dan 6 aktivis
lain aktivis, Eddo Doga (26), Irika Kosay (19), Jusuf Hiluka (52), Yan
Mabel (33), Amus Elopere (22), dan Melias Kosay (35). Seorang aktivis
perempuan Wioge Kosay (18) juga ditangkap.
Pada Rabu 2 Oktober, Pemimpin Papua Merdeka, Benny Wenda menyatakan
bahwa “Perkembangan ini terjadi setelah Pengangkatan Kepala Kepolisian
Papua, Inspektur. Jenderal Tito Karnavian (mantan kepala Detasemen
88) “.
88) “.
Mr Wenda mengatakan bahwa “taktik pasukan pendudukan kolonial
Indonesia adalah untuk menggiring atau mencap aktivis Papua Merdeka yang
berjuang secara damai sebagai pembuat kekerasan, teroris, agar mereka
bisa membenarkan pembunuhan dan penangkapan aktivis kemerdekaan “.
Mr Wenda mengatakan bahwa “Insp. Jenderal Tito Karnavian menggunakan
pembunuhan, intimidasi dan represi untuk menciptakan iklim ketakutan di
antara penduduk Papua Barat, lebih dari 90% dari yang mendukung
penentuan nasib sendiri “. Mr wends menyatakan bahwa “Insp.
Jenderal Tito Karnavian suatu hari akan menemukan dirinya di depan
Pengadilan Kriminal International, yang didakwa dengan kejahatan perang
“.
Mr. Wenda menyatakan bahwa Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi
Manusia (Elsham), sesuai dengan publikasinya telah meragukan kebenaran
laporan polisi dari plot bom dan menambahkan bahwa menurut pendapat
sendiri dan organisasi lainnya, hal itu dibuat oleh militer sebagai
alasan melakukan penangkapan dan penindasan “.
Tuan Wenda menambahkan bahwa “Ferry Marisan, direktur cabang Papua
Elsham mengatakan bahwa semuanya telah dibuat oleh polisi, mereka
menempatkan bahan peledak di kantor sehingga mereka akan memiliki alasan
untuk menangkap mereka. Semua orang tahu bahwa Komite Nasional Papua
Barat adalah organisasi pro-kemerdekaan damai”. Ferry Marisan juga
mengatakan bahwa “Jika kita mengamati kegiatan mereka di Papua sampai
kematian Mako Tabuni, mereka tidak pernah menggunakan tindakan
kekerasan, mereka sendiri yang memiliki senjata dan bahan peledak”.
Mr Wenda mengatakan bahwa “Mako Tabuni dibunuh pada tanggal 14 Juni
dalam apa yang Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(Kontras) disebut “Polisi membunuh “. Polisi mengatakan Mako itu
ditembak karean ia menolak ditahan, tapi saya punya laporan saksi mata
bahwa dia dibunuh oleh pembunuh darah dingin oleh orang bertopeng skuad
militer dari Detasemen 88 saat ia keluar belanja “. Mako Tabuni dibunuh
oleh polisi saat anggota KNPB lainnya sedang ditargetkan “.
Benny Wenda menyerukan untuk teman-teman dan pendukung Papua Barat di
dunia untuk mendorong Pemerintahnya menuntut pasukan perdamaian PBB
menjaga Barat Papua. Benny Wenda mengatakan “Rakyat saya sekarang
menghadapi bahaya yang sangat besar karena Indonesia mencari setiap
aktivis kemerdekaan Papua Barat. Mereka mengatakan bahwa mereka dapat
menghapus gerakan kebebasan dan membunuh semua pemimpin disana tetapi
mereka tahu bahwa ini tidak akan terjadi dan mereka tahu bahwa hampir semua orang Papua, lebih dari 90%, mendukung penentuan nasib sendiri. ”
mereka tahu bahwa ini tidak akan terjadi dan mereka tahu bahwa hampir semua orang Papua, lebih dari 90%, mendukung penentuan nasib sendiri. ”
Benny Wenda mengatakan “hari ini saya meminta PBB dan pemerintah
Amerika Serikat, Inggris, Australia, Papua New Guinea, negara-negara
Afrika, Amerika Selatan menyatakan, Belanda, Uni Eropa dan semua negara
Melanesia untuk
bertindak sekarang karena Militer Indonesia dan Polisi brutal membunuh dan menindas rakyat saya di Papua Barat. Militer Indonesia dan Polisi berkomitmen mendorong genosida secara sistematis terhadap orang asli Papua Barat, rakyat Melanesia dan ini sedang terjadi di Papua Barat sekarang. ”
bertindak sekarang karena Militer Indonesia dan Polisi brutal membunuh dan menindas rakyat saya di Papua Barat. Militer Indonesia dan Polisi berkomitmen mendorong genosida secara sistematis terhadap orang asli Papua Barat, rakyat Melanesia dan ini sedang terjadi di Papua Barat sekarang. ”
Mr Wenda mengutuk “Presiden Indonesia dan pembunuh berdarah dingin
Militer nya tang melakukan pembunuhan Mako Tabuni, seorang pemimpin
populer yang legal dari Komite Nasional Papua Barat dan penangkapan
tidak sah dan penahanan aktivis dan pengikut kemerdekaan Papua yang
melakukan kompanye kemerdekaan secara damai, dan anggota Komite Nasional
Papua Barat”
Di akhir pernyataannya, Mr. Wenda menteruhkan agar dunia membantu,
“tolong menanggapi kami dan mendengar tangisan rakyat saya yang sedang
meminta pertolonganu” (wd).
Sumber: KNPBnews
0 komentar:
Post a Comment