Home » , , » Dinkes Biak Upayakan Penurunan Angka Kematian Ibu

Dinkes Biak Upayakan Penurunan Angka Kematian Ibu

BIAK - Jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Biak Numfor, Papua berupaya menurunkan angka kematian ibu dari 168 per 100 ribu kelahiran hidup menjadi 116 atau mendekati standar Milenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.

Kepala Dinas Kesehatan Biak dr Imron Ohoirella di Biak, Kamis mengatakan, untuk menurunkan angka kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita pemerintah melalui Dinas Kesehatan melakukan berbagai upaya melalui peningkatan pelayanan kesehatan Polindes, Puskesmas, Pustu hingga rumah sakit.

Ia mengatakan, diantara terobosan dilakukan pemerintah dalam perluasan layanan kesehatan melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA).

Sedangkan upaya lain digencarkan pemerintah menekan angka kematian ibu, lanjutnya, melaksanakan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit.

�Terobosan yang paling mutakhir pelayanan kesehatan adalah program jaminan persalinan (Jampersal) ) yang digulirkan sejak 2011 di seluruh Indonesia,� ungkap Kadinkes dr Imron.

Kadinkes Imron mengatakan, program Jampersal ini diperuntukan bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan.

Keberhasilan Jampersal tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat.

�Program Jampersal diharapkan dapat mendukung pencapaian target penurunan angka kematian ibu di Kabupaten Biak Numfor,� ungkap Kadinkes dr Imron Ohoirella.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, penyebab langsung kematian ibu hampir 90 persen terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan.

Sementara itu, risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat adanya faktor keterlambatan, yang menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu.

Ada tiga risiko keterlambatan, yaitu terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk (termasuk terlambat mengenali tanda bahaya), terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat keadaan darurat dan terlambat memperoleh pelayanan yang memadai oleh tenaga kesehatan.

Sedangkan pada bayi, dua pertiga kematian terjadi pada masa neonatal (28 hari pertama kehidupan). Penyebabnya terbanyak adalah bayi berat lahir rendah dan prematuritas, asfiksia (kegagalan bernapas spontan) dan infeksi.

Pada tahun 2015 Dinkes juga bertekad menekan angka kematian bayi dari 27 per 100.000 ribu kelahiran hidup menjadi 23 serta meningkatkan kualitas angka harapan hidup masyarakat Biak dari 68 tahun menjadi 72 tahun.
(ant/ ap)
Share this video :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. RASUDO FM DOGIYAI - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger