Lambert Pekikir, pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM). TEMPO/Jerry Omona |
Lambert mengatakan bahwa Papua hingga kini masih menjadi milik Indonesia sampai waktunya melepaskan diri. ”Itu harus diakui. Kita tidak bisa bikin apa-apa. Karena Papua masih berada di dalam wilayah Indonesia, maka pendekatan yang dilakukan harus lebih terarah,” ujarnya, Sabtu, 1 Desember 2012.
Menurut Lambert, aksi kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Persoalan Papua hanya dapat diselesaikan melalui perundingan internasional. Harus ada perubahan atas resolusi 2504 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ketika Papua diserahkan kepada Indonesia. ”Untuk itu, ruang demokrasi harus dibuka. Pemerintah Indonesia tak punya pilihan lain dan penting melihat Papua bukan sebagai bagian dari NKRI,” katanya.
Berkaitan dengan peringatan lahirnya Papua Barat, kata Lambert, markas pusat OPM hanya menggelar ibadah dan penaikan bendera Bintang Kejora. ”Tidak ada kegiatan lain-lain, kami hanya ibadah syukur. Tidak ada penembakan,” ucapnya.
Lambert juga meminta aparat keamanan Indonesia untuk tidak mengintimidasi warga. Apalagi hingga menangkap tokoh-tokoh atau aktivis Papua yang menyuarakan referendum. ”Jangan sekali-kali intimidasi warga, mereka tidak salah. Kalau mau menyelesaikan masalah, hadapi kami saja,” tuturnya.
Kelompok OPM pimpinan Lamber bermarkas di Waris, Kabupaten Keerom. Kelompok ini beranggotakan ratusan orang. Mereka juga memiliki puluhan senjata api. “Kita minta Indonesia jaga rakyat kami. Kalau waktunya tiba, kita akan sangat berterima kasih pada Indonesia. Hubungan yang baik perlu terus diciptakan,” katanya.
Bupati Keerom, Yusuf Wally, mengatakan, kondisi keamanan di Keerom saat ini kondusif. ”Kami harapkan tidak terjadi apa-apa. Penanganan 1 Desember itu wewenang aparat. Kami hanya mau semua menjaga keamanan bersama,” ujarnya.
Dari pantauan di Keerom pada 1 Desember, aktivitas warga berjalan seperti biasa. Pemerintah Kabupaten Keerom bahkan menggelar kegiatan akbar dalam rangka hari AIDS 1 Desember di halaman kantor Bupati Keerom. Kegiatan melibatkan masyarakat dan TNI. “Kami minta semua pihak menjadi informan aktif. Kalau ada informasi, segera sampaikan pada kami,” kata Yusuf Wally.
JERRY OMONA/TEMPO.CO
0 komentar:
Post a Comment