Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat
(TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM), bertahan memperjuangkan demi hak
politik Kemerdekaan bangsa Papua Barat. TNI/POLRI mempertahankan demi
keutuhan NKRI.
Puncak Jaya, Peristiwa
Penembakan yang terjadi di Puncak Jaya waktu lalu 21/2/2013, yang mana
Polda Papua dan Pangdam XVII Cenderawasih menyatakan, 4 masyarakat sipil
tukang bangunan tertembak oleh TPN-OPM pimpinan Jendral. Goliath
Tabuni, adalah pembohongan public.
Hal ini dikatakan seorang anggota TPN-OPM dari Puncak Jaya kepada Admin WPNLA. Ia menyelaskan peristiwa penembakan itu,
”4 orang Kopasus menjamar sebagai tukang bangunan kami tembak. 4
Kopasus itu juga menyimpan senjata laras panjang jenis M16 dalam satu
peti yang terkunci mati, kami bawa keluar. Senjata itu, sekarang kami
pegang jumlah 13 pucuk. Sekarang kekuatan kami sudah banyak, untuk lawan
balik TNI/POLRI yang kejar kami”. Ujarnya melalui via telepon seluler.
Tambah sumber, “Selain itu kami juga
berhasil ambil senjata laras panjang 1 M-16 dan Pistol 1 jenis F-46.
Ambil senjata itu setelah kami tembak 2 anggota TNI 753 Nabire di
Tingginambut”, pada (21/2/2013).
Keempat Kopasus yang tertembak
diantaranya, Yohanes Palimbung, Yuli, Markus Kevin Rendenan dan
Rudi. Mereka ini murni anggota Kopasus. Hal ini membenarkan, dari
kepemilikan senjata dengan jumlah banyak 13 pucuk senjata dan dari
informasi yang diperoleh Admin WPNLA.
Ditanya terkait situasi sekarang di Puncak Jaya, pada (28/2/2013). “Aparat
gabungan guna menembak TPN-OPM masuk di Markas TPN-OPM di Tingginambut.
Namun tepat pukul 6:00 pagi wp dekat kampung Berime Distrik Tinggnambut
terjadi baku tembak antara TPN-OPM dan TNI/POLRI. Baku kontak senjata
itu TPN-OPM berhasil mengusir aparat gabungan sampai mereka undur di
kali Berime sebelah. Tetapi karena mereka kalah, emosi mereka itu
lampiaskan dengan menembak Babi piaraan masyarakat sipil dan bakar
rumah-rumah masyarakat sipil, itu yang mereka lakukan di kali sebelah”. Kata anggota TPN-OPM itu yang namanya minta dirahasiakan.
Tuduhan Polda Papua dan Pangdam XVII
Cenderawasih kepada TPN-OPM Pimpinan Jendral. Goliath Tabuni, dikabarkan
pada beberapa media bahwa pada (21/2/2013) TPN-OPM menembak mati 4
masyarakat sipil tukang bangunan di Distrik Sinak, adalah mustahil,
penipuan terdahap public.
TPN-OPM mengerti aturan perang. TPN-OPM
tidak bisa menembak sembarang seperti masyarakat sipil tukang dan
pedakang lainnya. Jika TPN-OPM menembak seseorang, berdasarkan data
intelejen TPN-OPM.
Data tersebut membenarkan bahwa itu
betul, aparat menyimpan senjata dengan dali membunuh masyarakat Papua
setempat, maka TPN-OPM menembaknya. Kemudian siapapun dia yang memiliki
senjata selain TPN-OPM di Papua adalah musuh abadi TPN-OPM. Kecuali
masyarakat sipil yang tidak memiliki senjata.
TPN-OPM tidak seperti TNI/POLRI yang
tidak tahu aturan. TNI/POLRI yang selalu menyiksa dan membunuh
masyarakat sipil Papua. Contohnya seperti penyiksaan terhadap orang
tidak bersalah Tunaliwor Kiwo, Telenggen Kire, adalah masyarakat sipil,
yang jadi korban penyiksaan pada 30 Mei 2010 dari Pos TNI 753 Nabire
yang ditempatkan di Nelime Kabupaten Puncak Jaya Distrik Tingginambut.
Kemudian penyiksaan itu di Papua daerah lainnya terus dilakukan, tidak
hanya terjadi di Puncak Jaya Papua.
Demikian, tidak hanya terjadi penyiksaan, pula pembunuhan terus terjadi seperti dikabarkan www.suarapapua.com
diberitakan oleh media ini, “pada tanggal 21 November 2012, dua orang
oknum anggota TNI menembak mati pendeta wanita Frederika Metalmeti.
Korban tertembak oleh salah satua anggota kesatuan Korem 174/ATW
Merauke, tidak hanya itu di seluruh tanah Papua daerah manapun terus
terjadi hal itu.
Hal itu terjadi karena TNI/POLRI tidak
tahu aturan perang. Sangat memalukan tidak tahu aturan perang, padahal
Negara yang telah sekian lama merdeka. TPN-OPM justru lebih mengerti dan
turuti aturan perang. Sangat disanyangkan Polda Papua dan Pangdam XVII
Cenderawasih atas perlakuan anggotanya.
Distrik Tingginambut, perang antara
TPN-OPM dan TNI/POLRI belum berhenti. Perang masih dilakukan, TPN-OPM
pimpinan Jendral. Goliath Tabuni dengan dalih untuk merebut kemerdekaan
bangsa Papua dari tangan kolonialis Indonesia. TNI/POLRI dengan dalih
untuk mempertahankan Papua bagian dari NKRI. Perang ini sampai kapan pun
tidak akan pernah selesaikan, di selurh tanah Papua, bukan hanya di
Tingginambut. Pemerintah Indonesia tidak mampu menyelesaikan konflik
tuntutan Kemerdekaan.
TPN-OPM bertahan memperjuangkan hak
kemerdekaan bangsa Papua. TNI/POLRI mempertahankan keutuhan NKRI. Dampak
ini mengakibatkan masyarakat sipil Papua semakin bertambah korban.
Untuk mengatasi korban masyarakat sipil Papua, perlu upaya intervensi
Internasional. Demi menyelamatkan rakyat bangsa Papua yang mana bagian
dari umat Tuhan.
Admin WPNLA, Pemberitaan di
Publik oleh Polda Papua dan Pangdam XVII Cenderawasih adalah penipuan
besar. Dikatakan 4 masyarakat sipil, yang mana mengaku tukang
tukan bangunan adalah pembohongan public.
Mana mungkin seorang masyarakat menyimpan senjata dalam peti dengan jumlah 13 Pucuk senjata laras panjang jenis M-16 itu?
Akhirnya TPN-OPM berhasil juga e…
senjata tersebut pindah tangan. Oh…. ternyata 4 masyarakat tukang
bangunan yang dikatakan Polda Papua dan Pangdam XVII Cendrawasih itu
Kopasus eeee….. Oh…. Ya betul pemakaman juga Kopasus yang kubur mayat
itu. Tukang bangunan itu bisa juga e… menyimpan 13 pucuk senjata jenis
M-16 dalam 1 peti.
Polda Papua dan Pagdam XVII Cenderawasih, untuk apa itu tukang bangunan menyimpan 13 pucuk senjata?
sumber: www.wpnla.net
sumber: www.wpnla.net
0 komentar:
Post a Comment