Alam Papua (Kali Bedu KM 100 Nabire Papua |
Rasudo-Kenyataan
dan fakta yang biasa dan sering terjadi di mata Masyerakat Papua diatas Tanahnya
sendiri Tanah Papua yang di lakukan oleh alat/aparat NKRI.
NKRI dan Istigma
Untuk Rakyat Papua yang biasa terjadi dari tahun ke tahun di Tanah Papua Barat Sangat banyak, melalui Aparat TNI dan POLRI dan Masih banyak Aparat-aparat yang lainnya, tetapi kali ini saya akan berbicara tentang
TNI dan POLRI. yang mengkeleim maserakat sipil sebanggai OPM
atau Separatis
Di Mata
TNI dan POLRI kalau melihat Orang/Masyerakat Papua mereka beranggapan bahwa
Orang/Masyerakat Papua itu tidak berarti apa-apa/tidak ada nilainya, padahal mereka juga awalnya dari masyerakat dan berikut beberapa contohnya Istigma nya
Pertama, Orang/Masyerakat Tanah Papua yang rambutnya gimbal di keleim itu OPM
atau Separatis dan ini sering erjadi di daerah pegungan papua bahkan di seantero
Tanah Papua dan juga diluar tanah Papua pada umumnya, Apa buktinya? Kalau kami OPM atau Separatis,
yang mengherankan/pertanyaannya, Apa mereka tidak pernah nonton TV liat Orang
Negro yang rambutnya gimbal.
Kedua, Orang/Masyerakat Tanah Papua yang
pekerjaan sehari-harinya menggambil kayu bakar di hutan denggan tujuan agar di
jual ke pasar atau untuk kebutuhan sehari-hari. begitu ketemu sama TNI dan POLRI di hutan langsung maseyerakat papua
itu di keleim sebangai OPM atau Separatis
begitu di bentak-bentak di pukul seperti yang terjadi di pedalaman Tanah Papua.
Hal-hal seperti ini juga biasa/sering terjadi terhadap masyerakat yang
pekerjaannya berburu/pemburu, Jadi yang jadi Pembicaraan atau pertanyaan Masyerakat
Tanah Papua, Apakah TNI dan POLRI tidak pernah lihat orang berburu atau mungkin kami
mencuri barang milik mereka ataukah kami beruburu sesuatu barang milik pulau
jawa. Ini tanah kami, kami berburu di tanah kami dan kami mencari nafkan di
tanah kami mengapa TNI dan POLRI harus meneror kami kami hanyalah masyerakat biasa
yang hidupnya berngantung pada alam kami..
Dan hal-hal serupa juga sering terjadi kepada masyerakat yang kerjanya berkebun/bertani. Dalam posisi pulang dari kerja yang mungkin pakaianya yang kurang rapi dan semua orang pasti sudah tau bangaimana kalau orang lagi pulang dari kebun/ladang pasti pakainya sobek-sobek dan masih kotar, itu saja masih di keleim sebangai OPM
atau Separatis sampe-sampe kalo wanita biasa di perkosa, jika suami dan istri bersamaan istrinya di perkosa dan suaminya di pukul habis-habisan kejadiaan-kejadiaan ini biasa/sering dilakukan oleh TNI dan POLRI di Tanah Papua
Itu
beberapa contoh yang biasa/sering terjadi di mata masyerakat Tanah Papua dan
masih banyak lagi yang tidak terlihat oleh masyerakat Papua dan juga kahsus-kahsus pelanggaran ham, penyiksaan, pemerkosaan pembunuhan dan
bahkan kahsus pelangaran HAM (Hak Asasi Manusia) besar seperti yang terjadi di desa Tingginambut Puncak Jaya.
Sedikit
catatan saya untuk anak2 asli Papua mari kita bersatu untuk mebebaskan penderitaan
masyerakat tanah papua yang tertindas, tetapi jangan demi uang, perut dan gaji
lalu berteriak besar-besar pulang pergi Jakarta-Papua hanya demi perut pribadi,
Sudah tau Otonomi Khusus sudah gagal total masih mau berusaha denggan program
baru, Apa itu namanya saya juga kurang tau maklum orang kampungan UB40 ka...? Regge
apa yang di bawa ke Papua lagi, Istilahnya Orang Papua bilang
“Ae…e… ko stop tawar-tawar su..u.. ini bukan
barang jualan jadi ko kasih turun-turun harga, harga kami tu lebih mahal dari
pada ko pu Otonomo khusus deng Up4b tu “
sebab kalau di lihat dari kenyataan otonomi khusus hadir lebih banyak
merugikan, dan bahkan mengorbankan rakyat Papua yang tidak berdosa dan untuk ub4b
pastinya tidak jauh berbeda dengan Otonomi Khusus cuma nama saja yang di ganti/berubah dan dalam waktu yang cepat tetepi itu juga untuk merayu rakyat tanah papua saja.dan menipu dunia publik
Yang mengherankan saya sebanggai penulis dimnana-mana rakyat papua protes, demo damai menutut hak-hak orang papua yang di lakukan oleh rakyat papua dan bebrapa organisasi pembela hak rakyat papua juga masih di keleim sebangai Separatis, Gerakan pengacau keamanan, Makar dan lain-lain bukankan NKRI adalah negara demokrasi dimana setiap warga boleh protes bilah tidak sesuai dengak kelayakan hidup mereka dan itu juga tercantum di dalam Dasar-dasar negara yang mayoritas muslim ini, tetapi ini tidak pernah terjadi/terwujud untuk Rakyat Tanah Papua Barat
Jadi
kesimpulan saya ini sangat sesuai dengan teman-teman di media/situs jejaring social
facebook yang menulis bahwa Pihak NKRI
mau bilang kami Rakyat Papua separatiskah, gerakan pengacau keamanankah,
makarkah atau apapun bentuknya terserah
Karena yang ada dalam jiwa dan raga kami, hanya berjuang dan terus berjuang, lawan dan terus lawan, untuk mencapai KEMERDEKAAN.
Istigma separatis, gerakan pengacau kemanan, makar dan lain sebagainya pernah dialami juga oleh bangsa Indonesia sendiri saat dikuasai Belanda, begitu pula dengan Timor Leste atau Timor Timur saat mereka berjuang dicap dan dilabelkan dengan stigma yang sama, tapi kini mereka menjadi sebuah negara dan bangsa yang berdaulat.
Jangan merasa takut dan menyatakan mundur ketika anda dicap separatis, gerakan pengacau keamanan, makar dan lainnya, tetapi terus merapatkan barisan untuk melangkah maju melawan penguasa yang menindas rakyat dan negeri cendrawasih. Salam kompak rakyat Papua..! (rsfm/nick/21/12)
0 komentar:
Post a Comment