Ilustrasi (foto istimewa) |
Sepanjang masa, wilayah Papua menjadi sorotan berita karena berbagai
peristiwa, terutama berita yang bersifat negatif. Sementara, bagi
warga Indonesia di wilayah lain, kondisi Papua seakan sulit untuk
dimengerti, apalagi informasi mengenai kondisi yang sebenar-benarnya
sangat jarang diungkap. Masih banyak yang menduga-duga, seperti apakah
Papua itu sebenarnya, alamnya, kehidupan sehari-hari masyarakatnya,
kota-kota dan desanya, semua pertanyaan klasik seperti ini tidak pernah
ada gambaran yang lengkap.
Sesungguhnyalah Tana Papua, adalah surga bagi keasrian. Manusia beserta alamnya. Terlepas dari apa pun kisah miring tentang Papua di situasi masa kini - tetap tak akan pernah sebanding dengan kelangkaan yang ajaib yang patut dipahami dan dikenal sesuai faktanya. Bagi mata kamera, Papua sangatlah elok: hamparan hutan, bukit, danau, laut, dan bahkan langitnya. Kebersahajaan, keuletan, keberanian, dan ketulusan, menjadi ekspresi spontan para pemiliknya, yaitu orang Papua. . Bukan hanya kekentalan tradisi yang tersohor telebih juga hakekat hidup masyarakatnya.
Fakta-fakta Ekspresi Tana Papua dalam keseharian yang sebenar-benarnya haruslah dikedepankan walaupun bisa jadi dokumentasi ini hanya sekelumit dari seluruh realitanya Dan cara yang paling tepat adalah melalui kajian visual dalam hal ini melalui ungkapan fotografi sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesannya. Dengan pernyataan inilah Buku Esei Foto berjudul : INI TONG PU HIDUP diterbitkan.
Buku ini berisi dokumentasi visual atas pengalaman saya selama sekitar 10 tahun bekerja sama dengan warga asli Papua di Tana ini yang antara lain :
•Menyajikan situasi realitas kehidupan warga Papua terkini, yang juga terus bergerak maju.
•Mengungkapkan banyak hal yang positif tentang dinamika orang Papua, yang tidak atau belum dikenal oleh masyarakat luas di tanah air.
•Kemasan populer dalam paparan foto, yang juga dihantar oleh ungkapan komentar dari para pakar yang juga menguasai seluk beluk kehidupan Papua.
Sebagai kurator foto, Oscar Motuloh memberikan tulisan pengantar di buku ini. Di samping itu untuk melengkapi karya-karya fotografi yang sifatnya visual rasanya penting untuk memberikan gambaran tentang masyarakat Papua secara mumpuni dan menyeluruh melalui sudut pandang para pakar ilmu sosial dan filsafat yang menenal dekat Tana Papua oleh karena itu ditampilkan tulisan-tulisan dari : Prof. DR. Ign. Bambang Sugiharto : Budayawan, Filsafat Universitas Parahiyangan, DR. Neles Tebay : Filsafat Universitas Cendrawasih, John Jonga : tokoh kemanusiaan Papua – pemenang award Yap Thiam Hien 2009, DR. Agapitus E. Dumatubun : Anthropologi Universitas Cendrawasih, DR. J. Emmed M. Prioharyono : Anthropologi Universitas Indonesia, terakhir adalah Rudy Badil : jurnalis senior.
Tujuan diterbitkannya buku Esei Foto ini ke masyarakat luas adalah juga untuk mengimbangi opini tentang Papua, supaya publik lebih mengenal, mencintai dan mendukung kehidupan di Tana Papua. Mengangkrabkan secara positif Tana Papua yang maha potensial itu, dengan publik di berbagai wilayah tanah air.
Kemudian, diharapkan akan membuka wawasan, tentang sisi realita kehidupan warga di Tana Papua di masa kini – dalam konteks alam dan lingkungannya yang serba langka dan luar biasa. Serta menguatkan pemahaman, bahwa fotografi tetap menjadi salah satu media komunikasi visual yang efektif dalam merekam dan menyampaikan pesan tentang kehidupan sosial budaya.
Sesungguhnyalah Tana Papua, adalah surga bagi keasrian. Manusia beserta alamnya. Terlepas dari apa pun kisah miring tentang Papua di situasi masa kini - tetap tak akan pernah sebanding dengan kelangkaan yang ajaib yang patut dipahami dan dikenal sesuai faktanya. Bagi mata kamera, Papua sangatlah elok: hamparan hutan, bukit, danau, laut, dan bahkan langitnya. Kebersahajaan, keuletan, keberanian, dan ketulusan, menjadi ekspresi spontan para pemiliknya, yaitu orang Papua. . Bukan hanya kekentalan tradisi yang tersohor telebih juga hakekat hidup masyarakatnya.
Fakta-fakta Ekspresi Tana Papua dalam keseharian yang sebenar-benarnya haruslah dikedepankan walaupun bisa jadi dokumentasi ini hanya sekelumit dari seluruh realitanya Dan cara yang paling tepat adalah melalui kajian visual dalam hal ini melalui ungkapan fotografi sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesannya. Dengan pernyataan inilah Buku Esei Foto berjudul : INI TONG PU HIDUP diterbitkan.
Buku ini berisi dokumentasi visual atas pengalaman saya selama sekitar 10 tahun bekerja sama dengan warga asli Papua di Tana ini yang antara lain :
•Menyajikan situasi realitas kehidupan warga Papua terkini, yang juga terus bergerak maju.
•Mengungkapkan banyak hal yang positif tentang dinamika orang Papua, yang tidak atau belum dikenal oleh masyarakat luas di tanah air.
•Kemasan populer dalam paparan foto, yang juga dihantar oleh ungkapan komentar dari para pakar yang juga menguasai seluk beluk kehidupan Papua.
Sebagai kurator foto, Oscar Motuloh memberikan tulisan pengantar di buku ini. Di samping itu untuk melengkapi karya-karya fotografi yang sifatnya visual rasanya penting untuk memberikan gambaran tentang masyarakat Papua secara mumpuni dan menyeluruh melalui sudut pandang para pakar ilmu sosial dan filsafat yang menenal dekat Tana Papua oleh karena itu ditampilkan tulisan-tulisan dari : Prof. DR. Ign. Bambang Sugiharto : Budayawan, Filsafat Universitas Parahiyangan, DR. Neles Tebay : Filsafat Universitas Cendrawasih, John Jonga : tokoh kemanusiaan Papua – pemenang award Yap Thiam Hien 2009, DR. Agapitus E. Dumatubun : Anthropologi Universitas Cendrawasih, DR. J. Emmed M. Prioharyono : Anthropologi Universitas Indonesia, terakhir adalah Rudy Badil : jurnalis senior.
Tujuan diterbitkannya buku Esei Foto ini ke masyarakat luas adalah juga untuk mengimbangi opini tentang Papua, supaya publik lebih mengenal, mencintai dan mendukung kehidupan di Tana Papua. Mengangkrabkan secara positif Tana Papua yang maha potensial itu, dengan publik di berbagai wilayah tanah air.
Kemudian, diharapkan akan membuka wawasan, tentang sisi realita kehidupan warga di Tana Papua di masa kini – dalam konteks alam dan lingkungannya yang serba langka dan luar biasa. Serta menguatkan pemahaman, bahwa fotografi tetap menjadi salah satu media komunikasi visual yang efektif dalam merekam dan menyampaikan pesan tentang kehidupan sosial budaya.
Editor :
Jodhi Yudono
0 komentar:
Post a Comment