Home »
Headline
,
WP
» SBY dan Johar Arifin Berupaya Sembunyikan Papua Man Paradise
Posted by Admin RASUDO FM
Posted on 23:30:00
with No comments

Pemerintah masih melarang wartawan asing meliput Papua. Alasannya,
keamanan WNA di jaga. Tindakan pelarangan semacam itu merupakan tindakan
menyembunyikan Papua dari dunia. Hal yang sama dilakukan PSSI di bawah
kepemimpinan Johar Arifin. Setelah merekomendasikan Persipura di coret
di LCA, untuk kedua kalinya tiket persipura ke LCA dari AFC di tahan di
kantor PSSI. Manajemen Persipura sudah memastikan kalau AFC memberi
tiket karena sudah ada putusan sela dari CAS soal Persipura.
Kepengurusan Johar ini bukan saja sekarang ini tidak melanjutkan tiket
tersebut ke Papua, surat pertama dari CAS pun mereka hilangkan, sampai
keputusan CAS turun baru mereka kocar kacir.
Soal Papua memang
empuk sekali bagi penguasa negeri ini. Dari jaman orde baru sampai
reformasi ini, kelakukan mereka sama. Mereka takut, kalau Papua terkenal
di dunia, kebusukan negara di Papua tak mungkin ada. Soalnya, Papua
bagi elit pusat merupakan ladang pengumpulah upah dari bisnis mereka.
Suara orang Papua di redam. Di lapangan hijau pun di redam. Kenapa
kalian sembunyikan Papua, ada apa?
Suharto dulu pakai stigma
GPK, Separatis. SBY sekarang pakai isu keamanan untuk melarang orang ke
Papua. Lalu, Johar Arifin pakai alasan statuta untuk meredam klub sepak
bola asal Papua. Ada saja yang mereka bikin untuk menipu rakyat Papua,
dengan berbagai cara yang canggih. Suharto memang gerakan peredamannya
kasar, dia pakai senjata. Sekarang, politik kamuflase itu lebih canggih
dan halus. Mereka tebar senyum pesona lalu bilang cinta Papua. Padahal,
tindakan mereka justru membunuh Papua.
Lapangan Mandala
Jayapura yang merupakan markas Persipura saat ini, adalah bekas
perjuangan mantan Pangdam ( waktu itu sebutannya bukan pangdam ),
dibangun untuk memperjuangkan talenta-talenta Papua di lapangan hijau.
Namun, disatu sisi, begitu muncul kehebatan anak-anak Papua, mereka
menari dengan bola bikin orang Papua bangga. Karena bangga terhadap klub
menjadi semangat nasionalisme Papua, pemerintah kemudian menganggap
mutiara hitam ( jaman suharto ) sebagai musuh. Pemain persipura banyak
yang lari hingga ke Belanda sampai sekarang karena terancam.
Susilo Bambang Yudhoyono pun tak kalah menerapkan cara yang sama, ini
lebih halus dan busuk. Dia kampanye ke dunia bahwa otsus sudah solusi,
tapi mestinya dia sendiri sadar kalau UP4B yang baru dikeluarkan itu
akibat dari otsus sudah jalan ke laut. Manis di bibir, itulah SBY. Tarik
pasukan, pemerintah tak pakai kekerasan, pendekatan dialog dilakukan.
Setelah itu, dia ( presiden ) suruh polisi keluarkan Red Notice untuk
Beni Wenda di Inggris, operasi keamanan terus dilakukan di Puncak Jaya,
Investasi terus meningkat ke Papua, kekerasan di Freeport belum satu pun
pelaku di ungkap.
Tak kalah pentignya menyimak pernyataan dari
nahkoda PSSI-Johar. Beliau bilang, PSSI kubunya gembira karena
Persipura di loloskan ikut LCA sebagai wakil Indonesia. Lalu sejalan
dengan itu, dia mengirim putusan banding sesuai permintaan Arbitrase
Olah raga dunia itu. Eh, tau-tau, surat dari AFC ke Persipura via PSSI
belum diberikan oleh PSSI ke Persipura. Rencana jahat dari Johar Arifin
mengulur waktu agar penyelenggaraan Champion lewat waktu. Politik halus
semacam ini, satu fakta bahwa praktik politik dalam sepak bola, hanya
ditujukan kepada Papua.
Sampai kapankan tindakan menyembunyikan
Papua terus dilakukan?. Saya tidak percaya dengan pernyataan pemimpin
negeri ini tentang Papua. Mereka bicara bangun Papua, kami cinta Papua,
Pemerintah Indonesia berjuang untuk keadilan Papua. Wah, kata-katanya
penuh rayu. Eh, coba lihat apa yang mereka peragakan ke Papua. Terbalik
dari apa yang mereka utarakan. SBY dan Johar Arifin hanyalah dua
pemimpin yang mengemuka dengan cara mereka. Belum lagi pola-pola semacam
ini masih di pakai oleh berbagai pemimpin tentang Papua.
oleh: Oneel Xia Dae Rhi
Related video you might like to see :
0 komentar:
Post a Comment