Deiyai
- Mahasiswa Papua asal Kabupaten Deiyai yang
sedang menuntut ilmu di kota studi Surabaya jawa Timur, bersih keras dan telah
sepakat tidak menerima biaya studi akhir yang di berikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Deiyai sebesar Rp.50 juta per kota studi.
Demikian di sampaikan Koordinator Umum Ikatan Mahasiswa Kabupaten Deiyai (IPMADE) kota studi Surabaya, Emanuel Giyai kepada Bintang Papua melalui telepon seluler, Rabu (5/9) kemarin.
Alasan penolakan biaya pendidikan bagi mahasiswa akhir studi itu, karena tidak sesuia dengan kuwota mahasiswa yang ada di kota studi tersebut.
“Keputusan ini hasil rapat yang telah di gelar sesama mahasiswa, dan ini ketidak seriusan dan ketidak transparansinya pembagian bantuan dana tugas akhir,” jelasnya.
Para mahasiswa ini meminta pihak pemda harus membedakan pemberian bantuan studi akhir dengan kota studi lain dari jumlah mahasiswanya yang banyak dan mana yang sedikit. Sehingga semua mahasiswa yang ada bisa merasakan bantuan yang di berikan.
“Kami akan menerima kalau pihak pemda memberikan dana sesuai dengan jumlah data-data yang kami berikan. Karena kami menilai tim dalam memberi penjelasannya tidak transparan tentang nilai dana bantuan pendidikan yang dianggarkan pada tahun 2012 ini, meski demikian informasi tentang nominal dana pendidikan yang di anggarkan pada tahun ini sudah di dengar oleh mahasiswa yaitu sebesar Rp.2,5 M,” ujarnya. Lebih jauh dirinya menjelasakan bantuan mahasiswa tugas akhir harus di kategorikan sesuai jurusan dan tingkat jenjang pendidikan ( D3, S1, S2, S3 ) karena tingkat kebutuhan masiswa dari masing- masing jurusan dan jenjangnya berbeda- beda.
Sementara itu senioritas mahasiswa Deiyai, Yustinus Yatipai ketika di konfirmasi Bintang Papua mengatakan, apa yang di putuskan oleh adik-adik mahasiswa itu sudah sesuai dengan kebutuhan yang yang ada. Sehingga diharapkan pihak pemda Deiyai dapat mempertimbangkan pemnintaan mahasiswa tersebut, supaya jangan ada saling paham antara mahasiswa dan pihak pemda.
“Pemda Deiyai juga harus tahu bahwa ini haknya para mahasiswa, jadi kalau bisa tolong di berikan dalam jangka waktu dekat ini, agar mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan,” tegasnya. (CR-34/achi/l03)
Demikian di sampaikan Koordinator Umum Ikatan Mahasiswa Kabupaten Deiyai (IPMADE) kota studi Surabaya, Emanuel Giyai kepada Bintang Papua melalui telepon seluler, Rabu (5/9) kemarin.
Alasan penolakan biaya pendidikan bagi mahasiswa akhir studi itu, karena tidak sesuia dengan kuwota mahasiswa yang ada di kota studi tersebut.
“Keputusan ini hasil rapat yang telah di gelar sesama mahasiswa, dan ini ketidak seriusan dan ketidak transparansinya pembagian bantuan dana tugas akhir,” jelasnya.
Para mahasiswa ini meminta pihak pemda harus membedakan pemberian bantuan studi akhir dengan kota studi lain dari jumlah mahasiswanya yang banyak dan mana yang sedikit. Sehingga semua mahasiswa yang ada bisa merasakan bantuan yang di berikan.
“Kami akan menerima kalau pihak pemda memberikan dana sesuai dengan jumlah data-data yang kami berikan. Karena kami menilai tim dalam memberi penjelasannya tidak transparan tentang nilai dana bantuan pendidikan yang dianggarkan pada tahun 2012 ini, meski demikian informasi tentang nominal dana pendidikan yang di anggarkan pada tahun ini sudah di dengar oleh mahasiswa yaitu sebesar Rp.2,5 M,” ujarnya. Lebih jauh dirinya menjelasakan bantuan mahasiswa tugas akhir harus di kategorikan sesuai jurusan dan tingkat jenjang pendidikan ( D3, S1, S2, S3 ) karena tingkat kebutuhan masiswa dari masing- masing jurusan dan jenjangnya berbeda- beda.
Sementara itu senioritas mahasiswa Deiyai, Yustinus Yatipai ketika di konfirmasi Bintang Papua mengatakan, apa yang di putuskan oleh adik-adik mahasiswa itu sudah sesuai dengan kebutuhan yang yang ada. Sehingga diharapkan pihak pemda Deiyai dapat mempertimbangkan pemnintaan mahasiswa tersebut, supaya jangan ada saling paham antara mahasiswa dan pihak pemda.
“Pemda Deiyai juga harus tahu bahwa ini haknya para mahasiswa, jadi kalau bisa tolong di berikan dalam jangka waktu dekat ini, agar mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan,” tegasnya. (CR-34/achi/l03)
BINPA
0 komentar:
Post a Comment