Danau Makamo (photo lst/doc rsdfm) |
Selain lembah hijau, Wilayah Kamu Kabupaten Dogiyai memiliki satu telaga kecil
yang sering disebut Danau Makamo. Ironisnya akibat perkembangan, Telaga inipun
terancam rusak dan tak terawat akibat minimnya perhatian pemerintah setempat.
Sekitar lokasi Telaga Makamo masih terdapat
banyak rumput tinggi. Bahkan lokasi rawa dan rerumputan hijau ini makin menebal
hingga menutupi lokasi telaga. “Sebenarnya lokasi Telaga ini bisa dimanfaatkan
sebagai areal wisata atau pemanfaatan pendapatan daerah oleh pemerintah. Tapi
potensi ikan serta produksi ekosistem terbiarkan tanpa perawatan dan
pemeliharaan baik. Kedepan kalau tidak ada perhatian, maka ini rugi bagi
manusia dan pemerintah sendiri kita sendiri sebagai salah satu kekayaan alam
yang terletak di dogiyai sebagai cocok untuk membuka wisata lokal alam hijau
kamuu-Dogiyai.
Danau Telaga Makamo selain berpotensi sebagai
lokasi wisata, juga warga jauh sebelumnya memanfaatkan lokasi telaga sebagai sumber
potensi makanan bergizi. Di sekitar lokasi Telaga terdapat jenis serangga
berpotensi sebagai makanan bergizi, dalam bahasa setempat (Suku Mee) disebut
dengan istilah: Tani, Yukuga serta ikan-ikan, ikan lele dan berudu. “Binatang-binatang
kecil ini, sejak nenek moyang sampai detik inipun memiliki sumber protein bagi anak
kecil ataupun bagi orang dewasa. Selain itu, Tani dan Yukuga juga dipergunakan
obat ketika jatuh sakit. Secara mitos, air Telaga inipun terkadang
dipergunakan warga untuk pengobatan luka, sakit malaria dan jenis penyakit
lainnya dengan cara minum atau mandi di telaga tersebut. Namun selain dari
makna tersebut diatas sudah pernah dipantau oleh beberapa orang ilmuwan barat dan mereka sangat terharu terhadap danau makamo.
Bila dipandang dari posisi Timur Telaga, danau
ini menyerupai bentuk kasuari atau lebih bermirip dengan Pulau Papua saat dipandang
dari gunung Togode, serta terletak kurang lebih 3,4 kilometer dari pusat Kota
Kabupaten Dogiyai, persisinya diapit Bukit Odeedimi/ Togode dan Dadiyai Distrik Kamu Utara dan danau
tersebut berwarna hitam yang bermuarah di bagian selatan melalui kampung
Bukapa, Putapa dan Muniopa menuju titik pertemuan dengan kali/suagai mauwa. “Telaga
ini kalau mau dimanfaatkan sebagai sumber wisata ataupun meningkatkan
kapasitas potensi ekosistem yang ada, mestinya pemerintah kabupaten melalui
dinas terkait mengalokasikan dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
Dogiyai. Sehingga pengelolahan dan pemanfaatkan bisa dimaksimalkan.
Dilihat dari perkembangan skarang, pemerintah distrik belum
tentu mengerjakan sendiri, karena telaga berpotensi ini bermuara hingga puluhan
kilometer melalui Kali Makamo di Distrik Kamu hingga ke Distrik Kamu Selatan.
Sangat disayangkan, sebab ratusan pegawai pemerintah di Eksekutif maupun
Legislatif Pemerintah Dogiyai semasa kecil hingga bisa bersekolah, Mereka
sebenarnya dibesarkan serta bisa bersekolah dan menjadi orang pintar karena
kekeyaan makanan bergizi di Lembah Hijau. (Dogomo Yan)
0 komentar:
Post a Comment