Fauzi Aziz (photo tubasmedia) |
PAPUA, Poso, Palu, Kalianda dan beberapa daerah lain
dalam minggu-minggu terakhir ini menjadi pusat pemberitaan media
nasional karena peristiwa kemanusiaan yang berujung kepada jatuhnya
beberapa korban meninggal dunia sementara rumah dibakar. Peristiwanya
sendiri sangat tragis karena rasa perikemanusiaan dan persahabatan
sesamanya tercabik-cabik.
Begitu peristiwanya terjadi, yang muncul adalah tanggapan, diskusi di
mana-mana dan yang kita dengarkan hanyalah telaahan dan cacian. Setelah
itu, habis manis sepah dibuang. Jeger-jeger peristiwanya muncul lagi.
Opini tubasmedia.com hanya ingin menyampaikan harapan, tolong
para ahli kebudayaan, ahli sosiologi dan ahli psikologi masa atau ahli
pendidikan berkolaborasi melakukan penelitian serentak untuk mencari
jawaban mengapa peristiwa kemanusiaan seperti di Kalianda dan daerah
lain terjadi.
Ibu Prof Dr Windu, Wakil Mendiknas bidang kebudayaan dapat ditunjuk
sebagai koordinator nasionalnya. Berikan waktu setahun untuk
menyelesaikan penelitian tersebut. Hasilnya sampaikan kepada pemerintah
pusat/daerah, aparat keamanan dan polri, serta parpol dan media untuk
menjadi dasar penetapan kebijakan dan tindakan untuk mengatasi problem
kemanusiaan yang sudah tidak sehat.
Akhiri polemik dan salah-salahan diantara berbagai pihak pada setiap
peristiwanya terjadi. Ranah publik jangan dibuat becek dan gaduh untuk
ajang debat yang tak pernah menghasilkan apa-apa, kecuali hanya
pernyataan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Opini ini “meyakini”
beberapa universitas terkemuka di Indonesia, para penelitinya pasti
sudah ada yang melakukan kegiatan penelitian lapangan tentang fenomena
sosial yang terjadi akhir-akhir ini.
Kalau sudah ada, tolong sampaikan ke pemerintah agar dapat dipelajari
dan diambil tindakan yang tepat untuk mengatasi berbagai fenomena
sosial yang terjadi di masyarakat di berbagai daerah. Sekarang saatnya
bagi pemerintah pusat/daerah agar setiap akan menetapkan kebijakan
publik yang berdampak luas, perlu didukung oleh hasil penelitian
lapangan yang baik.
Para peneliti sosial, politik, budaya dan ekonomi di universitas,
LIPI harus memberikan kontribusinya tanpa harus diminta sebagai bukti
tanggungjawabnya kepada bangsa dan negara. Yang kita rasakan selama ini
terkesan kontribusi para peneliti sosial, politik, budaya dan ekonomi
dalam memberikan dukungan nyata untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan
negara ini tidak menonjol dan tidak maksimal.
Nampak lebih terkesan bahwa hasil penelitian yang dilakukan hanya
dipakai untuk keperluan akademis saja, belum banyak yang dishare untuk
perumusan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, baik di pusat maupun
di daerah. Kebijakan dan tindakan pemerintah akan lebih baik hasilnya
jika prosesnya didukung oleh studi lapangan melalui kegiatan penelitian.
Upaya ini juga dimaksudkan agar setiap tindakan pemerintah untuk
mengatasi berbagai masalah sosial tidak lagi dilakukan secara ad hoc
yang hasilnya pasti hanya berlaku sementara. Sebagai catatan akhir dari
opini ini, perlu disampaikan bahwa sejak globalisasi melanda dunia,
kontak antarbudaya, budaya barat dan budaya timur telah banyak
mempengaruhi sikap hidup manusia di mana pun.
Unsur budaya lokal telah mengalami pergeseran nilai yang memunculkan
korban budaya. Pergeseran tersebut sulit untuk dibendung dan dalam
tradisi Jawa muncul kembali “zaman edan”. Kata para ahli filsafat Jawa,
di zaman edan berbagai ciri kehidupan masyarakat menjadi berbalik,
misalnya, keteraturan menjadi terganggu, keadilan dan keamanan menipis,
ekonomi sulit dan tata nilai saling berbenturan satu sama lain.
Boleh percaya boleh tidak, tapi kalau melihat realitasnya, pandangan
tersebut tidak terbantahkan dan itulah fenomena sosial yang dihadapi
oleh bangsa saat ini. Dengan format dan tindakan yang tepat yang dishare
oleh berbagai kalangan cendekiawan, agamawan, tokoh masyarakat semoga
saja negeri kita akan terbebas dari belenggu tiada hari tanpa duka,
tetapi segera akan berubah menjadi tiada hari tanpa penuh perasaan suka
cita yang penuh persaudaraan, persahabatan dan saling memuliakan. Semoga
bermanfaat. ***
Oleh: Fauzi Aziz
Sumber: http://www.tubasmedia.com/berita/tiada-hari-tanpa-duka/
Oleh: Fauzi Aziz
Sumber: http://www.tubasmedia.com/berita/tiada-hari-tanpa-duka/
0 komentar:
Post a Comment