Wilaya Papua by Google |
[JAKARTA] Pihak Kedutaan Besar Inggris berharap dua
provinsi di pulau besar paling barat Indonesia, Papua, dapat menikmati
perdamaian dan kesejahteraan yang sama seperti pada daerah-daerah lain di
negara ini.
"Kami berharap rangkaian kekerasan yang terjadi di Papua dapat berakhir dan kesejahteraan masyarakat yang menempati pulau itu dapat meningkat," kata staf bagian politik Kedutaan Besar Inggris, Millie McDevitt, sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (18/12).
McDevitt mengaku telah mengunjungi Papua akhir pekan lalu untuk bertemu dengan berbagai macam kelompok kepentingan yang dinilai dapat berkontribusi terhadap penciptaan perdamaian dan peningkatan kesejahteraan.
Di antara kelompok yang ditemui tersebut adalah perwakilan politik, keamanan, organisasi masyarakat sipil, komunitas keagamaan, pemerintah daerah, dan juga pihak militer.
"Untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan di Papua, semua pemangku kepentingan harus bekerja bersama-sama," kata McDevitt dalam kunjungan yang merupakan program rutin Kedutaan Besar Inggris ke provinsi-provinsi di Indonesia.
Papua dan Papua Barat adalah dua provinsi dengan tingkat kekerasan yang termasuk paling tinggi di Indonesia. Di pulau itu juga gerakan separatisme masih berkembang, setelah gerakan serupa di provinsi lain di ujung barat, Aceh, berakhir dengan ditandatanganinya nota kesepahaman Helsinski.
Kekerasan terakhir yang diduga terkait dengan Organisasi Papua Merdeka terjadi pada akhir November lalu di mana sekelompok orang menyerang Kantor Kepolisian Sektor Pirime di Kabupaten Lany Jaya, Provinsi Papua, dan menyebabkan tiga polisi tewas.
Sementara dari segi kesejahteraan, Menteri Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana mengakui bahwa Papua adalah daerah yang termiskin di Indonesia dengan tingkat kemiskinan sebesar 31,11 persen.
Armida menyebut, rendahnya pembangunan infrastruktur yang menyebabkan sulit berkembangnya aktivitas ekonomi sebagai salah satu faktor penyebab kemiskinan, meskipun pulau tersebut menjadi penyumbang utama emas dan pendapatan perusahaan tambang multi nasional Freeport. [Ant/L-8/suarapembaruan.com]
"Kami berharap rangkaian kekerasan yang terjadi di Papua dapat berakhir dan kesejahteraan masyarakat yang menempati pulau itu dapat meningkat," kata staf bagian politik Kedutaan Besar Inggris, Millie McDevitt, sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (18/12).
McDevitt mengaku telah mengunjungi Papua akhir pekan lalu untuk bertemu dengan berbagai macam kelompok kepentingan yang dinilai dapat berkontribusi terhadap penciptaan perdamaian dan peningkatan kesejahteraan.
Di antara kelompok yang ditemui tersebut adalah perwakilan politik, keamanan, organisasi masyarakat sipil, komunitas keagamaan, pemerintah daerah, dan juga pihak militer.
"Untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan di Papua, semua pemangku kepentingan harus bekerja bersama-sama," kata McDevitt dalam kunjungan yang merupakan program rutin Kedutaan Besar Inggris ke provinsi-provinsi di Indonesia.
Papua dan Papua Barat adalah dua provinsi dengan tingkat kekerasan yang termasuk paling tinggi di Indonesia. Di pulau itu juga gerakan separatisme masih berkembang, setelah gerakan serupa di provinsi lain di ujung barat, Aceh, berakhir dengan ditandatanganinya nota kesepahaman Helsinski.
Kekerasan terakhir yang diduga terkait dengan Organisasi Papua Merdeka terjadi pada akhir November lalu di mana sekelompok orang menyerang Kantor Kepolisian Sektor Pirime di Kabupaten Lany Jaya, Provinsi Papua, dan menyebabkan tiga polisi tewas.
Sementara dari segi kesejahteraan, Menteri Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana mengakui bahwa Papua adalah daerah yang termiskin di Indonesia dengan tingkat kemiskinan sebesar 31,11 persen.
Armida menyebut, rendahnya pembangunan infrastruktur yang menyebabkan sulit berkembangnya aktivitas ekonomi sebagai salah satu faktor penyebab kemiskinan, meskipun pulau tersebut menjadi penyumbang utama emas dan pendapatan perusahaan tambang multi nasional Freeport. [Ant/L-8/suarapembaruan.com]
0 komentar:
Post a Comment