Posted by Admin RASUDO FM
Posted on 11:29:00
with No comments
Jayapura - Puluhan mahasiswa asal Kabupaten
Deiyai, mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua
guna mempertanyakan kasus penembakan salah seorang pelajar di Deiyai
yang terjadi pada Senin (23/9) lalu.
Puluhan mahasiswa ini, datang dengan
membawa beberapa buah spanduk bertuliskan “Kami mahasiswa turut prihatin
atas penembakan terhadap siswa SMA N 2 Kabupaten Deiyai, Kapolri segera
copot Kapolda Papua, dan Kapolda segera copot jabatan Kapolres Paniai
dan Kapolsek Deiyai”.
Serta spanduk bertuliskan “DPR Papua
harus bentuk tim investigasi dan harus turun ke Kabupaten Deyai”.
Merekapun langsung melakukan orasi di halaman kantor DPRD Papua.
Merekapun akhirnya ditemui Ketua Komisi
A Ruben Magai dan anggota Komisi D Nason Utti. Salah seorang
koordinator aksi, Agus Kadepa dalam orasinya mengatakan, DPRD sebagai
perpanjangan tangan rakyat perlu mengawal kasus penembakan tersebut,
jika tidak kasus serupa akan kembali terjadi dan menelan korban yang
lebih banyak.
“Kami minta agar DPR tetap mengawal
kasus ini. Tanyakan kepada Polda apa tindak lanjut kasus penembakan ini,
dan sampai sejauh mana penyelidikan yang dilakukan kepolisian,” ujar
Agus, Rabu (26/9/2013).
Menurut Ketua Komisi A, Ruben Magai,
DPRD Papua terus mengawal kasus penembakan yang terjadi di Papua, bukan
saja di Deiyai, tetapi juga di Kabupaten lainnya. Ruben juga mengakui,
pihak DPR Papua juga telah membentuk tim investigasi yang akan
bersama-sama pihak kepolisian menangani kasus penembakan di Deiyai.
“Kami di DPRD terus mengawal
kasus-kasus yang terjadi di kalangan masyarakat. Kami juga akan
mempertanyakan sejuhmana penyelidikan yang dilakukan oleh Polda, dan
kami akan desak Polisi untuk ungkap kasus ini,” terang Ruben.
Usai melakukan orasi dan mendengar
jawaban anggota DPRD Papua melalui ketua Komisi A, Ruben Magai,
perwakilan mahasiswa lalu menyerahkan draf pernyataan sikap kepada
anggota DPRD, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Peduli
Penembakan Siswa SMA N 2 Deiyai ini lalu membubarkan diri dengan tertib.
Sebelumnya, Senin 23 September lalu,
seorang warga sipil atas nama Julianus Mote ( 25 ) dilaporkan tewas,
dengan luka tembak pada bagian rusuk kanan tembus ke belakang punggung.
Julianus tewas dalam bentrok dengan aparat TNI/Polri di Distrik Tigi,
Kabupaten Deiyai.
Bentrokan dipicu saat aparat keamanan
menggelar razia sejumlah penyakit masyarakat yakni judi, minuman keras
dan senjata tajam. Razia yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Tigi,
Indra Makmur mengimbau agar masyarakat tidak melakukan perjudian,
menenggak miras dan membawa senjata tajam, tapi warga tak terima bahkan
ada yang memprovokasi, sehingga melempari aparat dengan batu.
Dalam bentrokan itu, warga juga
menyerang satu anggota TNI dari Koramil Wagete, atas nama Darsono.
Akibatnya, aparat keamanan terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan ke
atas berulang kali untuk membubarkan massa. Polisi mengaku aksi
penembakan yang dilakukan anggota di lapangan sudah sesuai prosedur.
Related video you might like to see :
0 komentar:
Post a Comment