Marinus Sondoku, guru honorer di Nabire, Papua |
Nabire - Ini harus jadi keprihatinan nasional.
Masak ada siswa SD kelas 6 di salah satu sekolah dasar di Nabire, Papua
belum bisa baca-tulis!
Pasti bukan salah peserta didiknya. Ini salah sistemnya. Bagaimana tidak, guru di SDN Kampung Sima, Distrik Yaur, Kabupaten Nabire minim, bahkan Kepala Sekolah sudah tiga tahun tak ada!
Marinus Sondoku, guru honorer di sekolah itu, membenarkannya. “Sudah lima tahun SD Negeri Sima proses pendidikanya tidak berjalan dengan baik, bahkan Kepala sekolah sebagai penanggung jawab tidak hadir selama tiga tahun,” keluh Marinus (16/09).
“Ironisnya, anak-anak siswa dari kelas 1 hingga kelas 6, belum mengenal membaca dan menulis hingga sekarang,” tuturnya dengan nada prihatin.
Marinus berharap Dinas Pendidikan setempat segera memperhatikan masalah ini. “Ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus,” ujarnya.
Ya iyalah, bagaimana mungkin kurikulum nasional akan berjalan dengan baik jika hal ini tidak segera diperbaiki.
Bisa? Tentu saja. Apalagi potensi sumber daya alam seperti hasil hutan dan sawit Desa Sima dan Suku Besar Yerisiam turut membantu pemasukan buat APBD Kabupaten Nabire.
“Kami harap untuk ke depan ada perubahan yang lebih baik bagi pendidikan masyarakat kampung Sima,” harapnya. Baca berita ini juga: Pelanggan PLN di Nabire Peringkat Satu Nunggak Se-Indonesia
Pasti bukan salah peserta didiknya. Ini salah sistemnya. Bagaimana tidak, guru di SDN Kampung Sima, Distrik Yaur, Kabupaten Nabire minim, bahkan Kepala Sekolah sudah tiga tahun tak ada!
Marinus Sondoku, guru honorer di sekolah itu, membenarkannya. “Sudah lima tahun SD Negeri Sima proses pendidikanya tidak berjalan dengan baik, bahkan Kepala sekolah sebagai penanggung jawab tidak hadir selama tiga tahun,” keluh Marinus (16/09).
“Ironisnya, anak-anak siswa dari kelas 1 hingga kelas 6, belum mengenal membaca dan menulis hingga sekarang,” tuturnya dengan nada prihatin.
Marinus berharap Dinas Pendidikan setempat segera memperhatikan masalah ini. “Ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus,” ujarnya.
Ya iyalah, bagaimana mungkin kurikulum nasional akan berjalan dengan baik jika hal ini tidak segera diperbaiki.
Bisa? Tentu saja. Apalagi potensi sumber daya alam seperti hasil hutan dan sawit Desa Sima dan Suku Besar Yerisiam turut membantu pemasukan buat APBD Kabupaten Nabire.
“Kami harap untuk ke depan ada perubahan yang lebih baik bagi pendidikan masyarakat kampung Sima,” harapnya. Baca berita ini juga: Pelanggan PLN di Nabire Peringkat Satu Nunggak Se-Indonesia
Sumber: PAPUA.SACOM
0 komentar:
Post a Comment