JAYAPURA—
Laurenzus Kadepa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua menilai,
banyak kasus penembakan oleh aparat yang banya menyebabkan orang Papua
mati dilakukan saat permimpin daerah sedang tidak di tempat. Terutama
para bupati dari pegunungan tengah Papua.
Hal
ini disampaikan kadepa kepada suarapapua.com, Minggu (28/8/2016)
menanggapi tindakan angggota brimob yang menembak mati seorang pemuda
atas nama Otianus Sondegau di Yokatapa, Sugapa, Intan Jaya, Papua pada
Sabtu, 27/08/2016.
Menurut
Kadepa, Kapolda Papua harus dengan berani dan tegas mengungkap oknum
anggota Brimob yang telah menembak mati satu pemuda di Intan Jaya.
Selain itu, kata Kadepa, Polda Papua juga harus memberikan sangsi yang
berat sesuai dengan perbuatannya.
“Penembakan
yang dilakukan brimob terhadap warga di Intan Jaya adalah perlakuan
biadab dan tidak manusiawi. Polda harus harus Bertanggungjawab. Kapolda
Papua harus tegas siapapun oknum Brimob sebagai pelaku dan harus
memberikan sangsi sesuai perbuatannya,” tegasnya.
Kadepa
juga empertanyakan, kenapa aparat selalu hadapi orang Papua dengan
senjata di tiap saat, saat bertemu dan berhadapan lansung dengan
masyarakat.
“Apakah masyarakat ini
musuh negara? Kepolisian harus intropeksi diri. Kini citra kepolisian di
mata rakyat tak ada artinya. Sudah tidak lagi dipercaya sebagai
pelindung dan pengayom masyarakat,” katanya.
Maka,
dirinya sebagai wakil rakyat di DPR Papua meminta agar para bupati di
daerah harus sadar akan tugas sebagai amanah. Karena selama ini para
bupati senangnya berada di Jayapura dan Jakarta. Jarang berada di
daerah. Sehingga, kata dia, banyak kasus penembakan yang menewaskan
orang Papua terjadi saat mereka (bupati ) tak berada di daerah.
“Saya
minta para Bupati harus sadar akan tugas sebagai amanah. Kini
masyarakat ibarat anak ayam kehilangan induknya. Kebiasaan para bupati
di Papua lebih jarang sekali berada dgn masyarakat di kabupatennya
sebagai seorang bupati, sebagai kepala daerah. Menjaga wibawa di
masyarakat amat penting, kenapa tahu jaga wibawa dikalangan elit saja,
pada sesama pejabat atau di jakarta saja,” ujar Kadepa.
Lanjut
dia, “Lebih khusus bupati Intan Jaya, Paniai, dan bupati pegunungan
Papua lainnya, semua kabupaten sama saja. Harap jaga rakyat baik.
Gubernur segera mengundang para Bupati se Provinsi Papua harus melakukan
evaluasi atas kondisi ini, tak boleh dibiarkan,” tegasnya lagi.
Sementara
itu, menyangkut penembakan yang terjadi di Intan Jaya, seperti dikutip
dari Jubi, Kabidhumas Polda Papua, Kombespol Patridge Renwarin
membenarkan adanya kejadian ini.
Menurutnya,
kejadian bermula sekitar pukul 11.15 WIT setelah terjadi pemalangan di
pertigaan Pasar Sugapa yang dilakukan oleh 3 orang pemuda yang sedang
mabuk. Ketiganya menghadang orang orang yang melalui jalan tersebut.
“Seorang
anggota Brimob turun dan memukul satu diantara tiga pemuda itu. Dua
lainnya lari dan kejar oleh kedua anggota Brimob,” kata Patrige kepada
wartawan, Sabtu malam melalui pesan singkatnya.
Anggota
Brimob ini selain mengejar, juga mengeluarkan tembakan. Mereka sempat
ditegur oleh anggota Polsek Sugapa. Tak lama kemudian, ada seorang
pemuda yang menyampaikan kepada anggota polisi di Polsek Sugapa, ada
seorang yang tewas tertembak dan jenazahnya sedang dibawa oleh ibu-ibu
Sugapa menuju kantor Polsek Sugapa.
Lanjut
Patrige, saat ini Kepolisian sudah berkoordinasi dengan Bupati Intan
Jaya yang sementara sedang berada di luar Papua. Pihaknya juga
berkoordinasi dengan Ketua DPRD Intan Jaya.
“Kami
juga berkordinasi dengan pendeta untuk menenangkan masyarakat dan
mempercayakan penanganan kasus ini kepada Polri,” kata Patridge.
Pewarta: Arnold Belau
0 komentar:
Post a Comment