Rute penerbangan Jayapura-Mulia terhenti, penghasilan maskapai Trigana Air Service anjlok
Maskapai penerbangan Trigana Air Service di Papua mengungkapkan
sejumlah pilot dan co-pilot masih trauma sejak penembakan atas pesawat
mereka awal April lalu di kawasan Mulia, Puncak Jaya, Papua. Hingga saat
ini maskapai tersebut memutuskan belum akan menerbangkan pesawat ke
wilayah tersebut.
"Memang jaminan keamanan sudah diberikan Polisi dan Pemda Puncak
Jaya, tapi kondisi psikologis sejumlah pilot dan co-pilot masih trauma.
Ini salah satu alasan kami belum bersedia terbang ke Mulia," ujar Duty
Area manajer PT Trigana Air Service, Irwan Rocheni, Kamis 26 April 2012.
Irwan
mengungkapkan, saat ini kondisi psikologis sejumlah pilot dan
co-pilotnya masih dalam proses pemulihan. Namun dirinya belum bisa
memastikan hingga kapan proses pemulihan tersebut selesai. "Pemulihan
trauma setiap orang pasti berbeda-beda,"ujarnya.
Selain masalah trauma awak pesawat, Trigana juga mengungkapkan, keterbatasan armada membuat perusahaan belum bisa melayani penerbangan ke wilayah Mulia. Maskapai Trigana tercatat memiliki 3 pesawat, namun hanya dua unit yang bisa beroperasi.
Trigana juga mengakui belum bisa menambah pasokan armada pesawatnya
mengingat pesawat jenis Twin Otter termasuk langka. Kini, perusahaan
hanya mampu memperbaiki pesawat yang rusak dan diperkirakan memerlukan
waktu hingga 2 bulan.
Penghasilan Turun
Irwan mengakui, tak adanya layanan penerbangan ke Mulia membuat
perusahaan mengalami penurunan penghasilan. Biasanya, untuk rute
penerbangan Jayapura-Mulia, Trigana bisa mengantongi pendapatan sebesar
Rp50 juta per hari
"Sekarang tinggal dihitung saja, sudah berapa hari kami tidak terbang ke sana. Itulah kerugian kami," kata Irwan.
"Sekarang tinggal dihitung saja, sudah berapa hari kami tidak terbang ke sana. Itulah kerugian kami," kata Irwan.
Seperti diketahui, peristiwa penembakan
terjadi pada Minggu pagi di awal bulan April, sekitar pukul 08.30 WIT.
Saat itu, pesawat Trigana dengan nomor registrasi PK-YRS yang terbang
dari Nabire hendak mendarat di Bandara Mulia.
Tiba-tiba, pesawat itu diberondong tembakan dari arah yang tak diketahui. Sejumlah peluru menembus badan pesawat. Serpihan peluru menyasar penumpang. Pesawat mendarat dengan tidak sempurna. Lantas berhenti setelah menabrak bangunan di samping bandara.
Akibatnya, satu orang tewas. Empat lainnya luka-luka. Klik tautan ini untuk melihat identitas korban. (ren)
Tiba-tiba, pesawat itu diberondong tembakan dari arah yang tak diketahui. Sejumlah peluru menembus badan pesawat. Serpihan peluru menyasar penumpang. Pesawat mendarat dengan tidak sempurna. Lantas berhenti setelah menabrak bangunan di samping bandara.
Akibatnya, satu orang tewas. Empat lainnya luka-luka. Klik tautan ini untuk melihat identitas korban. (ren)
© VIVAnews
0 komentar:
Post a Comment