Mereka masih memiliki
tanah,mereka masih memilik kekayaan ternak,kekayaan kebudayan tarian adat,
kekayaan tanaman lokal, mereka masih memiliki sepengkal hak ulayat tanah,batas
tanah, mereka masih memiliki kehidupan yang sederhana,mereka masih memiliki
hasil kekayaan warisan budayanya disebut sebagai warisan leluhurnya.Mereka
masih mendapatkan angin segar dari alam O2 maupun CO2, menikmati keindahan
gunung yang alami,masih menikmati air minum alami sumber mata air yang
jelas,hujan yang tidak menyebabkan sakit karena tidak mengandung kimia tidak
merusak kulit tubuh manusia. Mereka punya adat hukum. Kehidupan yang
lebih polos ini membuat mereka hidup aman dan serba kecukupan alam teratur
sedemikan rupa melalui karya pemberian yang Maha Esa.
Mengapa sepanjang tahun urus mereka di ufuk timur terus. Ini adalah sala satu ungkapan kata hati pengemis kota tua jakarta himbaukan kepada UP4B jakarta. Meskipun evolusi telah berkembang di dunia. Mereka masih tetap hidup aman dan tentram disana. Semua tawarannya hanyalah mimpi siang tidak pernah membuahkan hasilnya. Daun hijau UP4B dan Otsus berikanlah kepada kami yang tak punya apa-apa di bumi ini.Kami adalah satu rumpung ras,kulit,rabut dan bahasa dimanaka kesejateraan bagiku. Aku hanya pengemis jalanan.Bebaskan mereka semoga mereka urus diri sendiri dan keluarganya. Daripada diatas tanah mereka di bantai, dibunuh dikianati dari pembangunan negara (UP4B) yang tidak memberdayakan dan menguntungkannya kaum minoritas. Air darah manusia Papua membentuk sebuah danau. Kayaknya danau sentani berbentuk lingkaran. Itulah nasif buruk diatas tanah mereka sendiri.
Sadarkah
engkau melihat saudara -mu sendiri. Dia ada jalan kaki.Dia tidak sama sekali
makan. Dia tidak sama sekali minum.Dia sedang bawah keleng kosong di kota tua.
Dimana tempat tinggal dia. Dimanaka hidup aman bagi dia. Siapakah mereka sebut
sebagai pengemis di kota tua.
Hiruk
pikuknya mereka dapat mengalami setiap hidup. Mereka kurus karena tidak makan.
Mereka kurus karena lapar,mereka kurus karena haus. Mereka kotor karena tidak
mandi. Dimana kesetaraan hidup. Berkeliaran di bawah soka sumur terminal.
Mancari nafka hidup susa di bumi negara berkembang. Ingin sekolah, ingin orang
hebat, ingin orang sukses hanyalah khayalan dijalanan.Derita tangisan air mata
datan saja di dekat mobil bekas buatan belanda.Harga diri. menjadi jaminannya
hidup sepanjang tahun.
Sejarah historis tidak pernah sembunyi dari kenyataan. Setiap menit,detik jam,
kami ada di samping tugu bersejarah. Setiap hari kami berdiri - berdampingan
menghomati bendera. Mereka berani mandi hujan. Biarpun asap polusi
mengeluarkan Ozon,kulit kami kering. Itulah nasip hidup kami. Air hujan seperti
salju abadi,es batu tetap bertahan derita di bumi ini.Kucuran Air mata
pun ikut jatu bersama dertak -dertuk air hujan. Pendinginan tubuh
melebihi 100 % derajat Celcius mengampiri tubuhku. Kedinginan air es hampir
mirip dengan melele salju abadi puncak papua.
Mereka datang menjenguk si sopir jalanan sepanjang detik. Hormati mereka dengan setulus hati yang lembut penuh dengan manisan pipinya kanannya seperti manisan gula pasir. Biarpun menutupi pintu, kaca mobil,mata menole kesamping kiri atas,bawah,garu dibagian tangan,kepala suda sadarkah engkau. Kami sadar bahwa engkau penghancur dunia. Tanyakan mobilnya dia mengeluarkan apa di bawah kenapotnya. Kami jadilah wahai budak jalanan karena imbasnya saya jadilah korban,kesehatan-ku. Kini merekala sekurity jalanan mencari kehidupan yang merekan inginkan di bumi ini.
Bapak UP4B
mengapa engkau meninggalkan anak kandungku. Setiap hari kami menjaga istana negara.
Bapak pergi ke luar negeri, mengelilingi matahari, saya penjaganya. Bintang
diatas langit bukan manusia.Pesawat bukan penjagamu. Kata si penjaga istana
UP4B ko teman sekarib dengan awan di udara ya. Hanyalah dalam 3 menit
menghancurkan awan dan angin di udara. Daun - daun hijau menghabiskan dalam
polusi udara yang menghancurkan nafas hidupku dari zat kimia OZOn. Kau punya
mobil Pembelian dari daun hijau UP4B menghancurkan saya kulitku,kusm,kasar dan
kena flu setiap saat.
Bapak mana bagianku kata penjaga sekurity di istana negara,UP4B tidak malu, dia tidak mau,mengusir,cuek,mala menolaknya setiap langka kakimu. Engkau menghamburkan daun - daun hijau diufuk timur,bagi mereka tak suka daun hijau tanaman siri muda itu. Angin pun tidak bergoyang,Cuaca alam pun mendungan kaya detik -detik hampir jatunya air hujan deras. Menjadikan lumuran darah di balik penggemburan dedaunan hijau pohon gaharu. Hujan,angin,semut pun ikut mengusir saya.Saya hanyalah daun hijau saja. Tawar menawar jangan memboikot aku. Aku malas menahan derita, keringat maupun air mataku. karena aku suda jadi daun kering tidak berdaya lagi. kata si penjaga istana lagi "Lihatlah saudara, si UP4B, kini dia mengemis kaya saya see". Rencanya memetik daun pucuk di taman imbi disana impian dia kala total.
.................aku
maluuuuu.kwakkkk.
Aeee,pepohonan dulunya daun hijau
sekali sekarang tetap aja layu?.ah Aku kemana lagi yah. Kata UP4B aku ini suda
kena penyakit buaya. Musim panen tidak akn tumbuh bunga. Mereka menolak aku.
Padahal suda lama aku menyumbangkan nafas kehidupan bagi tanaman ini. Suda beri
pupuk tetap saja laju. Pohon ini tidak ada hara makanan b bagi pertumbuhan .
Aku mau tanam tanaman tapi tidak punya tanah. Tanah yang subur pun tidak tumbuh
subur lagi. Hasil yang suda tumbuh pun tidak laku ditempat penjulalan,aku malas
semuanya sia- sia nie. Aku kembali ketempat habitatku. Lebih baik aku kembali
urus rambutku yang sama, satu rumpung, dari pada saudarhku. Dia memutusakan
kembali melihat saudaranya daripada dia jadi kuli jalanan di bumi ini. Kapankah
uang UP4B memberdayakan bagi masyarkat pegamen jakarta ?
Ini adalah
kisah hidup pengamen masyarakat jawa di balik penggemburan uang UP4B di
tanah Papua. Mereka tidak mengenal nasip baik dan buruk. Mereka hidup optimis
dan sederhana biarpun pengemis. UP4B uruslah dirimu dan keluargaku engakau saja
belum beres dapurnya. Dari pada urus orang lain sama saja dengan menipu dirimu
di dunia dan akhirat.
Tak ada artinya sejarah, adat istiadat, kulit semuanya berbeda ingin sekali menjadikan saudara sepupu di bumi ini. padahal kau dan saya suda beda sekali.
Tak ada artinya sejarah, adat istiadat, kulit semuanya berbeda ingin sekali menjadikan saudara sepupu di bumi ini. padahal kau dan saya suda beda sekali.
"Sekali lawan sampai
menang"
Sumber:
.
hidup butu Perjuangan dan kegagalan
bukanlah akhir dari sebuah perjungan
0 komentar:
Post a Comment