Home » » PENEMBAKAN MAHASISWA—HWR minta aparat kepolisian lakukan penyelidikan

PENEMBAKAN MAHASISWA—HWR minta aparat kepolisian lakukan penyelidikan

JAKARTA: Human Rights Watch (HRW) meminta kepolisian segera menyelidiki dugaan penembakan mahasiswa Terjoli Weya setelah menggelar aksi untuk memperingati terjadinya aneksasi Papua Barat 1 Mei 1963, yang berlangsung kemarin. Dalam kasus penembakan di Papua, kepolisian dianggap tak pernah mengumumkan siapa pelaku sebenarnya.

Andreas Harsono, Peneliti HRW di Jakarta,  mengatakan penembakan kemarin bukanlah yang pertama kalinya di Papua. Dia memaparkan pada Oktober 2011, ada tiga orang mati tanpa ada penyelidikan dari pihak kepolisian.  

Peristiwa yang dimaksud adalah ketika aparat polisi menahan lebih dari 300 warga Papua yang mengikuti Kongres Rakyat Papua ke-3. Saat itu terjadi  penembakan yang mengakibatkan tiga orang tewas dan 90 orang lebih terluka. Tiga orang yang mati ditembak itu adalah Daniel Kadepa, Max Asa Yeuw dan Yakobus Samansabra.
 
"Kini polisi Indonesia harus selidiki kasus ini agar nama negara Indonesia tidak  makin tak dipercaya di Papua," ujar Andreas ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu 2 Mei 2012. "Di Jakarta, seorang kapten mengancam dengan pistol sudah ribut. Di Papua, orang sembarangan ditembak mati."
 
Dia mengungkapkan dalam kasus penembakan Kongres Rakyat Papua ke-3, hanya delapan polisi yang diberikan peringatan. Namun, papar Andreas, kepolisian tak menyelidiki siapa saja yang melakukan penembakan dalam peristiwa tersebut.
 
Senjata berperedam
 
Sekretaris Jendral Komite Nasional Papua Barat (KNPB) konsulat Indonesia, Oktovianus Pogau, mengatakan penembakan itu diduga terjadi ketika para demonstran tengah berada dalam perjalanan ke rumah sekitar pukul 18.00 dari Jayapura. Aksi demonstrasi untuk memperingati aneksasi tersebut berlangsung damai  dari pagi hingga sore.
 
Oktovianus mengungkapkan  ketika melintasi Korem 172 Praja Wirayakti Padang Bulan,  warga yang berada dalam satu mobil melihat Terjoli Weya sudah terlihat berdarah di bagian perutnya. Menurutnya, senjata yang digunakan diduga menggunakan peredam sehingga massa tak mendengar letusan. Setelah dibawa ke Rumah Sakit Dian Harapan, Terjoli tak tertolong lagi namun proyektil peluru sempat dikeluarkan.
 
 
"Hari ini akan ada aksi membawa jenazah ke depan markas Polda Papua, untuk meminta pertanggungjawaban tentang aksi penembakan tersebut," ujarnya ketika dihubungi Bisnis.  
 
Sebelumnya, Kepolisian Sektor Sentani Kota menahan 13 orang yang diduga bertanggung jawab atas pengibaran bendera bintang kejora di lapangan Theys, Selasa siang. 
 
Kabid Humas Polda Papua AKBP Yohanes Nugroho, seperti dikutip Antara, mengakui 13 orang yang ditahan itu salah satunya memimpin upacara peringatan kemerdekaan negara Papua Barat yakni Darius Kogoya. Selain menahan 13 orang, polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa bendera bintang kejora beserta tali dan kayu, berbagai jenis senjata tajam dan panah. (sut)5
 
Sumber:
 
bisnis.com
 
 
 
 
 
Share this video :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. RASUDO FM DOGIYAI - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger