Ilustrasi. (FOTO ANTARA News/Ist) |
"Kebiasaan merokok menyebabkan satu dari 10 kematian orang dewasa di dunia dengan lebih dari 4.000 jenis racun pada tiap batang," ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Tjandra Aditama, di Jakarta, Senin.
"... jumlah
perokok aktif lebih tinggi di
kalangan perempuan remaja, lima kali lipat
lebih
dari 0,3 persen (2005) menjadi 1,6 persen (2010)..."
Daftar penyakit yang dipicu dari kandungan nikotinnya, di antaranya kanker paru-paru, hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, infertilitas pria dan juga disfungsi ereksi alias impotensi.
Di dalam tiap batang rokok, menurut Aditama, terdapat 90 persen tembakau dan 1,5 persen bahan tambahan serta bahan lain seperti kertas, lem, filter dan senyawa lain.
"Rokok mengandung nikotin yang menimbulkan adiksi. Asap rokok masuk ke paru-paru lalu masuk pembuluh darah dan pergi ke jantung, otak dan lain-lainnya," katanya.
Pemerintah juga memiliki satu
cara untuk mencegah bahaya rokok ini, di tiap bungkus rokok terdapat
kalimat-kalimat panjang peringatan bahaya merokok. Akan tetapi di
Belanda, peringatan itu cuma tiga kata saja: "Rokken is doodelijk"
setara dengan "Merokok Itu Mematikan".
Perokok remaja
Saat ini diperkirakan ada sekitar 50-60 juta perokok di Indonesia. Yang mengkhawatirkan, prevalensi merokok di kalangan remaja meningkat.
Data dari Susenas 1995, 2001, dan 2004 serta Riskesdas 2007 dan 2010 menunjukkan prevalensi perokok remaja naik lebih dari dua kali lipat dari 1995 (tujuh persen remaja merokok) ke 2010 dimana 19 persen remaja merokok.
Kenaikan jumlah perokok aktif lebih tinggi di kalangan perempuan remaja, lima kali lipat lebih dari 0,3 persen (2005) menjadi 1,6 persen (2010). Sedangkan pada laki-laki remaja kenaikannya lebih dari dua kali lipat yaitu 14 persen pada 2005 menjadi 37 persen pada 2010.
WHO memperkirakan rokok telah mengakibatkan kematian 300 ribu orang per tahun di Indonesia sedangkan di dunia diperkirakan jumlah itu adalah 5,4 juta kematian per tahun atau satu kematian tiap 6,5 detik.
Lebih dari 80 persen perokok ada di negara sedang berkembang seperti Indonesia dimana Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2010 menunjukkan prevalensi perokok adalah sebesar 34,7 persen.
Perokok remaja
Saat ini diperkirakan ada sekitar 50-60 juta perokok di Indonesia. Yang mengkhawatirkan, prevalensi merokok di kalangan remaja meningkat.
Data dari Susenas 1995, 2001, dan 2004 serta Riskesdas 2007 dan 2010 menunjukkan prevalensi perokok remaja naik lebih dari dua kali lipat dari 1995 (tujuh persen remaja merokok) ke 2010 dimana 19 persen remaja merokok.
Kenaikan jumlah perokok aktif lebih tinggi di kalangan perempuan remaja, lima kali lipat lebih dari 0,3 persen (2005) menjadi 1,6 persen (2010). Sedangkan pada laki-laki remaja kenaikannya lebih dari dua kali lipat yaitu 14 persen pada 2005 menjadi 37 persen pada 2010.
WHO memperkirakan rokok telah mengakibatkan kematian 300 ribu orang per tahun di Indonesia sedangkan di dunia diperkirakan jumlah itu adalah 5,4 juta kematian per tahun atau satu kematian tiap 6,5 detik.
Lebih dari 80 persen perokok ada di negara sedang berkembang seperti Indonesia dimana Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2010 menunjukkan prevalensi perokok adalah sebesar 34,7 persen.
(A043/A011)
(ANTARA
News)
0 komentar:
Post a Comment