Apa Bom Sebuah Skenario atau Sesuatu Yang Tak Terduga?
NAPAS.com - Terkait Bom yang kian semerbak di Papua, yang tanpa
disadari mulai terlihat bagai jamur, baik yang perna terjadi di Wamena,
Jayapura dan Sekarang di Sorong tersebut, kini mendapat tanggapan keras
dari aktivis Papua, Gunawan Inggeruhi, rabu, 31 Oktober 2012. Inggeruhi
dengan tegas menegaskan, “Idiologi perjuangan rakyat papua barat
dalam membebaskan diri dari cengkraman kolonialisme Indonesia, adalah
sebuah cita – cita luhur yang tidak bisa dinodai dengan tindakan–
tindakan yang menyusahkan orang lain, apalagi merenggut nyawa sesama
manusia”. Sambungnya, “adalah sebuah kekeliruan dalam tuduhan –
tuduhan penyimpanan senjata, maupun bom di tempat – tempat dimana parah
aktifis Papua berada. Hal tersebut adalah sebuah pengalihan isu untuk
menutupi sorotan dunia internasional akan keberadaan densus 88, anti
teror, di Papua. Yang mana, keberadaan mereka terindikasi turut dalam
pembunuhan Mako Tabuni, Kelly kwalik, dan masih banyak lagi hal – hal
tidak terpuji yang mereka lakukan diluar tufoksi mereka”.
Selain itu, Terkait Bom Molotof, Gunawan menambahkan, “bom molotof ( atau lazim di papua dengan nama dopis ) di Papua adalah bukan hal baru bagi orang papua, suda menjadi rahasia umum bahwa bom/ dopis sering dipakai di Papua untuk membunuh ikan di laut bagi para nelayan. Bom tersebut tidak perna digunakan untuk membom Gereja, Mesjid, Hotel dan lainnya”. Karenanya, gunawan dalam pandangannya menjelaskan, “semua pejuang papua baik tokoh – tokoh Politik, Pemuda, Perempuan, tidak menginginkan kekerasan dalam menyelesaikan masalah Papua. Masalah Papua adalah persoalan sejarah yang ada keterkaitannya dengan Amerika, Belanda, PBB, bahkan Indonesia. Sehingga hal bodoh bagi aktifis papua menggunakan bom untuk menyelesaikan masalah papua. Hal yang sedang didorong oleh semua pejuang Papua adalah bagaimana Indonesia dan dunia internasional membuka diri untuk memilih beberapa pilihan atau tuntutan solusi rakyat Papua untuk menyelesaikan masalah papua yaitu misalnya; Reverendum ulang, Dialog, Pengakuan kedaulatan, mendorong Papua dalam Komisi Dekolonisasi, menggugat Pepera di Mahkama Internasional”.
Dengan peristiwa yang memanikan rakyat Papua dengan peristiwa yang bagi masyarakat adalah hal yang baru tersebut, aktifis Papua, Gunawan, hanya menjelaskan, sesungguhnya hanya sebagai upaya pengalihan isu, atas beberapa Negara yang mempertanyakan keberadaan densus 88, di Papua.
Isu tersebut juga sebagai upaya untuk melegimasi keberadaan pasukan densus 88 untuk tetap berada di papua. Dalam release yang disampaipan pada NAPAS.com tersebut, Gunawan pun menyatakan sikapnya pada Pemerintah Indonesia dan Negara-negara di dunia dan PBB, di antaranya
“Segera dibukanya akses bagi media – media Internasional, para NGO Internasional, pasukan keamanan PBB untuk berada di Papua karena Indonesia gagal dalam menjamin hak hidup masyarakat pribumi Papua; Menarik pasukan non organic dalam betuk apapun dari tanah Papua; Kurangi pos – pos militer di seluruh tanah Papua; Meminta Amerika, Autralia, Inggris, Selandia Baru, Vanuatu dan Negara – Negara lain untuk memeberikan suaka politik bagi aktifis Papua yang tidak merasa aman atas perjuangannya di atas tanah leluhurnya; Hentikan proses genocida secara sistematis dan kontinyu yang sedang berlangsung di papua barat”. (***BIKO)
Sumber:
http://nationalpapuasolidarity.blogspot.com/2012/10/apa-bom-sebuah-skenario-atau-sesuatu.html
Selain itu, Terkait Bom Molotof, Gunawan menambahkan, “bom molotof ( atau lazim di papua dengan nama dopis ) di Papua adalah bukan hal baru bagi orang papua, suda menjadi rahasia umum bahwa bom/ dopis sering dipakai di Papua untuk membunuh ikan di laut bagi para nelayan. Bom tersebut tidak perna digunakan untuk membom Gereja, Mesjid, Hotel dan lainnya”. Karenanya, gunawan dalam pandangannya menjelaskan, “semua pejuang papua baik tokoh – tokoh Politik, Pemuda, Perempuan, tidak menginginkan kekerasan dalam menyelesaikan masalah Papua. Masalah Papua adalah persoalan sejarah yang ada keterkaitannya dengan Amerika, Belanda, PBB, bahkan Indonesia. Sehingga hal bodoh bagi aktifis papua menggunakan bom untuk menyelesaikan masalah papua. Hal yang sedang didorong oleh semua pejuang Papua adalah bagaimana Indonesia dan dunia internasional membuka diri untuk memilih beberapa pilihan atau tuntutan solusi rakyat Papua untuk menyelesaikan masalah papua yaitu misalnya; Reverendum ulang, Dialog, Pengakuan kedaulatan, mendorong Papua dalam Komisi Dekolonisasi, menggugat Pepera di Mahkama Internasional”.
Dengan peristiwa yang memanikan rakyat Papua dengan peristiwa yang bagi masyarakat adalah hal yang baru tersebut, aktifis Papua, Gunawan, hanya menjelaskan, sesungguhnya hanya sebagai upaya pengalihan isu, atas beberapa Negara yang mempertanyakan keberadaan densus 88, di Papua.
Isu tersebut juga sebagai upaya untuk melegimasi keberadaan pasukan densus 88 untuk tetap berada di papua. Dalam release yang disampaipan pada NAPAS.com tersebut, Gunawan pun menyatakan sikapnya pada Pemerintah Indonesia dan Negara-negara di dunia dan PBB, di antaranya
“Segera dibukanya akses bagi media – media Internasional, para NGO Internasional, pasukan keamanan PBB untuk berada di Papua karena Indonesia gagal dalam menjamin hak hidup masyarakat pribumi Papua; Menarik pasukan non organic dalam betuk apapun dari tanah Papua; Kurangi pos – pos militer di seluruh tanah Papua; Meminta Amerika, Autralia, Inggris, Selandia Baru, Vanuatu dan Negara – Negara lain untuk memeberikan suaka politik bagi aktifis Papua yang tidak merasa aman atas perjuangannya di atas tanah leluhurnya; Hentikan proses genocida secara sistematis dan kontinyu yang sedang berlangsung di papua barat”. (***BIKO)
Sumber:
http://nationalpapuasolidarity.blogspot.com/2012/10/apa-bom-sebuah-skenario-atau-sesuatu.html
0 komentar:
Post a Comment