PEMBERITAHUAN BAHWA LAPORAN FRESH RAW: PENGAKUAN DARI ANGGOTA operasi gerilya (OG)
Anggota TNI memberikan beberapa informasi tentang strategi Negara Indonesia (Militer Indonesia) untuk menghabiskan sejumlah pejuang dan juga asli Papua Barat di Jungle / Forest, di kota-kota, desa-desa dan desa yang di mana-mana, termasuk yang di negara asing.Menurut anggota militer bahwa Negara berencana untuk menghabiskan tempur seluruh Indonesia dan Papua Barat manusia tanpa kecuali dengan menggunakan berbagai strategi operasi yang sejak integrasi Papua Barat ke dalam Republik Indonesia pada tahun 1960 atau setelah melaksanakan UU 1969 di Papua Barat.
Menurut anggota militer bahwa jika tahun 1960 pertama -, 2000 sebelum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Presiden Indonesia Republik Indonesia (militer Indonesia) operasi di Papua Barat dengan nama operasi: Operasi Wisnumurti I dan II, Tumpas Operasi, Operasi koteka, Operasi Sadar I-IV, Operasi Otoritas I-IV, Operasi Brata Yudha, Bedah Pasca Pembebasan Sandera Mapnduma, Operasi Sapu Masyarakat Sipil sebagai Wasior Abepura 2000 dan 2001, serta beberapa Operasi Cerdas lainnya.
Sementara saat ini di era atau selama presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono telah mengadopsi nama operasi ke Barat "operasi gerilya" Papua dengan motto "JANGAN ASK HILANG". Motto ini berlaku untuk Operasi gerilya pelaku (Densus 88, Kopassus, Cerdas, Komandan, Polisi) dan juga semua orang yang sedang melakukan operasi gerilya di Papua Barat. HILANG JANGAN ASK berarti ketika Densus 88, Kopassus, Cerdas, Komandan, Polisi hilang / dibunuh dalam melakukan operasi gerilya oleh kelompok lain sehingga istri dan anak mereka (D88, Kopassus, Cerdas, Polisi) adalah tanggung jawab negara dan pemerintah Indonesia akan terus memberikan jaminan hidup.
TANYA HILANG DO memiliki makna bahwa jika ada orang-orang Papua Barat yang hilang maka jangan bertanya, karena penghapusan rakyat Papua Barat yang dilakukan atas nama Negara merupakan bagian dari, HARUS D88 Kopassus dan militer Indonesia untuk Homeland.Operasi gerilya sedang berlangsung atau dilaksanakan di Papua Barat dengan strategi kerja atau operasi UMUM dan KHUSUS DI dan OUT.
Operasi gerilya karakter (OG) Papua Barat sedang dilihat dan diposisikan sebagai perang regional / lokal maka semua baik pertempuran angkatan perang Indonesia peralatan2 dan juga jumlah pasukan militer Indonesia dari yang sudah Organik dan Non-Organik dan di seluruh Papua Barat dari Sorong ke Samarai.
Sehingga OG memiliki karakter keras adalah "MELIHAT BARAT LANGSUNG PAPUA babat / BUNUH DIRI" berarti: Tembak, penculikan, Hapus, Tangkap dan menyiksa.
Tindakan OG berlaku untuk semua aktivis KNPB Spt Gerakan Papua, tokoh-tokoh seperti Pendeta gereja. Dr Benny Giay, Pdt Socratez Sofyan Yoman Ndumma, Fr Dr Neles Tebay, pemimpin adat, Jobs LSM, Pengacara, Lingkungan Pecinta, Jurnalist indepent, Perempuan terkemuka, dan seluruh rakyat Papua Barat bahkan untuk semua karyawan / petugas yang bekerja di Papua sebagai pekerja Indonesia.
Menurut militer yang tidak ingin disebutkan namanya Ketua pembunuhan saya adalah bahwa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Mako Tabuni Musa pada tanggal 13 Juni 2012 adalah bagian dari operasi gerilya diperintahkan oleh Presiden, Kepala BIN, Komandan, MengkoPolhukam dan pejabat Indonesia lainnya untuk Detasemen 88 dan Kopassus Komandan dan Polisi dan Papua.
Menurut anggota militer adalah bahwa daerah daerah keamanan atau darurat militer Indonesia ke wilayah Jayapura terletak di nomor 1 dan nomor 2 adalah wilayah Waena Kerom / PNG-Indonesia perbatasan dan ketiga di kota Abe dan Wilayah 4 adalah regional operasi Sentani, Jayapura kota dan Space.
Menurut anggota militer yang seluruh telepon Telkom network / telah diambil alih oleh seluruh tentara dari D88. Pemantauan dilakukan dengan menggunakan peralatan canggih, dibantu oleh Negara Asing.
Penggunaan alat ini akan digunakan oleh bug D88 sebagai penanganan terorisme di Jawa-Bali atau di dunia lain. Jadi semua komunikasi Papua Barat dalam radar militer Indonesia.
Anggota juga mengatakan bahwa TNI dan Kopassus D88 juga telah mendistribusikan alat-alat canggih / mendengarkan perangkat seperti pena, jam tangan, kacamata, rekaman kaset, dan beberapa alat lainnya bagi rakyat Papua Barat Barisan Merah Indonesia atau putih atau milisi menyamar sebagai seperti aktivis hak asasi manusia untuk bergabung dengan kelompok pro-kemerdekaan dan memanfaatkan semua informasi di tempat-tempat pertemuan / pertemuan.
Propagganda intelegent atau perekrutan mahasiswa / pemuda Papua Barat adalah untuk menciptakan politik pitting (divide et impera).
Menurut anggota militer bahwa perintah seluruh operasi di Papua Barat kini diambil alih oleh bagian Detasemen 88 dan Kopassus dari Indonesia, dan di samping Detasemen 88 dan Kopassus dan TNI di Polda Papua telah membentuk tim khusus dengan nama dari setiap entitas.
Anggota TNI juga menjelaskan bahwa di bawah kepemimpinan Pemerintah Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dengan MengkoPolhukam perangkat, Paglima, Kapolri, Kepala BIN, kepala saat Detasemen 88 telah mengirim begitu banyak pasukan Non-Organik (Cerdas) dari 1000 untuk kota Jayapura, dan Kabupaten / kota di Papua juga memiliki nomor yang berbeda.Pasukan non-organik 1000 tidak termasuk intel-intel resmi di Papua sejak pertama melalui persatuan masing-masing.
Baru Organik Intel Non Papua dikirim untuk bekerja di Papua dengan berbagai pekerjaan seperti: Ada kecerdasan yang menjadi ojek mendasarkan masing-masing, sopir taksi di kota dan juga sopir taksi pelabuhan udara, penjual Voucher, penjual sayur menggunakan motor, penjual bakso di jalan2, es-Crim, penjual pakaian di jalan2 dan di pasar, penjual Garding antara rumah-rumah, kolektor, perbaikan sepatu antara pembangun rumah, tukang kayu dan menjual ikan di pasar dengan motor, menjual nasi goreng, nasi menjual tenda pakai biru / pecel di malam sore-, penjual salad / buah di jalan-jalan, tempat salinan foto, sebuah kampus mahasiswa baru, koki di rumah makan, seorang pekerja di sebuah Hotel, keamanan di rumah sakit, para agen tiket cepat dalam udara dan laut kapal, seorang jurnalis di media cetak dan elektronik, perhiasan atau cincin dan gelang di jalanan, balon penjual helium di tempat umum, air galon vendor, tokoh-tokoh di mall2 penjaga, penjaga dan kafe internet masih sangat banyak menyamarkan non organik intelegent di Jayapura dan Papua pada umumnya.
Menurut militer bahwa D88 juga telah dipasang CCTV di beberapa tempat di kota dan sekitar kota Kabupaten Jayapura di Papua, misalnya di Perumahan Otoritas Nasional Waena 3 di depan kantor polisi dekat angka (ia menempatkan KNPB Ketua Musa Mako Tabuni ditembak I), yang D88 dan Kopassus telah memasang CCTV. Selain kafe internet setiap Jayapura juga telah memasang alat penyadap untuk mendeteksi setiap aktivis aktivistas di kafe. Dan kafe operator / pengasuh atau kota di Jayapura di Papua telah bekerja sama dengan D88. (Marthen Manggaprouw)
0 komentar:
Post a Comment