logo Kob.Dogiyai |
NABIRE – Sebuah rumah kontrakan yang
selama beberapa tahun ditempati mahasiswa asal Kabupaten Dogiyai di Kota Studi
Yogyakarta telah berakhir masa kontraknya. Akibatnya, anak-anak asli Dogiyai
kehilangan tempat tinggal. Sementara pemerintah daerah belum juga memberi
perhatian serius terhadap dana pemondokan yang konon dianggarkan tahun 2012
ini.
“Masa kontrak rumah yang kami tempati telah habis masa kontraknya. Jadi, saat ini kami hidup terlantar. Apalagi dana pemondokan juga belum jelas kapan akan direalisasikan,” kata Yohanes Kuayo, Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Dogiyai (IPMADO) Yogyakarta-Solo, Senin kemarin.
Disebutkan dalam keterangan pers ke media ini, sebenarnya tidak hanya dana pemondokan, bantuan Tugas Akhir (TA) pun sama nasibnya. Sampai sekarang tidak ada informasi jelas dari Pemerintah Kabupaten Dogiyai. “Data mahasiswa yang diminta sudah tuntas pada dua bulan yang lalu. Sewaktu penyerahan data-data itu, pernah dijanjikan oleh Sekretaris Dikbudpora Kabupaten Dogiyai, Bapak Willem Yobee bahwa dananya akan dibagikan secara serentak pada bulan Oktober. Tetapi sampai saat ini belum ada informasi tentang penyaluran dana-dana itu.
Akibatnya, mahasiswa Dogiyai se-Indonesia khususnya di Yogyakarta sedang terlantar karena masa kontrak sudah habis sejak lima bulan yang lalu,” tuturnya.
Oleh karena itu, mahasiswa pertanyakan dana TA dan pemondokan itu kapan mau direalisasikan, sedangkan dalam beberapa pekan ke depan sudah akan penutupan buku kas daerah. Lalu, bagaimana dengan janji manis tentang dana-dana itu?
Yohanes juga mengakui bahwa pada dua minggu yang lalu BPH IPMADO menghubungi pihak Dikbudpora Kabupaten Dogiyai untuk pertanyakan dana TA dan dana pemondokan. Jawaban yang diterima dari Sekretaris Dikbudpora Kabupaten Dogiyai, bahwa untuk pemondokan cari rumah kontrakan lalu minta nomor handphone sama nomor rekening pemilik rumah. “Tetapi, perlu diketahui bersama bahwa di Pulau Jawa, pembohongan publik banyak terjadi, sehingga pemilik rumah tidak mau terima tawaran seperti itu. Jadi, saat ini mahasiswa Dogiyai di Yogyakarta seperti anak ayam kehilangan induk.”
Lantaran masa kontrakan sudah berakhir, mahasiswa Dogiyai sedang mencari tempat tinggal walaupun dananya belum juga disalurkan ke setiap kota studi. “Ya, sambil menunggu penyaluran dana pemondokan. Ini memang sangat mengganggu konsentrasi belajar kami,” kata Yohanes Kuayo yang juga mahasiswa Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.
Untuk itu, mahasiswa-mahasiswi asal Dogiyai yang sedang menimba ilmu di Yogyakarta mendesak kepada Pemkab Dogiyai segera merealisasikan dana TA dan pemondokan tahun 2012 ini. Mereka berpendapat, dana TA dan pemondokan bukan hal baru lagi karena setiap tahun selalu dianggarkan. “Sehingga kami berharap, Pemda segera memberikan tanggapan positif kepada mahasiswa agar dalam waktu dekat ini kami bisa dapat rumah kontrakan sebagai tempat tinggal kami di tanah rantauan ini dan perkuliahan tidak terhambat lagi,” tutupnya. (you)
“Masa kontrak rumah yang kami tempati telah habis masa kontraknya. Jadi, saat ini kami hidup terlantar. Apalagi dana pemondokan juga belum jelas kapan akan direalisasikan,” kata Yohanes Kuayo, Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Dogiyai (IPMADO) Yogyakarta-Solo, Senin kemarin.
Disebutkan dalam keterangan pers ke media ini, sebenarnya tidak hanya dana pemondokan, bantuan Tugas Akhir (TA) pun sama nasibnya. Sampai sekarang tidak ada informasi jelas dari Pemerintah Kabupaten Dogiyai. “Data mahasiswa yang diminta sudah tuntas pada dua bulan yang lalu. Sewaktu penyerahan data-data itu, pernah dijanjikan oleh Sekretaris Dikbudpora Kabupaten Dogiyai, Bapak Willem Yobee bahwa dananya akan dibagikan secara serentak pada bulan Oktober. Tetapi sampai saat ini belum ada informasi tentang penyaluran dana-dana itu.
Akibatnya, mahasiswa Dogiyai se-Indonesia khususnya di Yogyakarta sedang terlantar karena masa kontrak sudah habis sejak lima bulan yang lalu,” tuturnya.
Oleh karena itu, mahasiswa pertanyakan dana TA dan pemondokan itu kapan mau direalisasikan, sedangkan dalam beberapa pekan ke depan sudah akan penutupan buku kas daerah. Lalu, bagaimana dengan janji manis tentang dana-dana itu?
Yohanes juga mengakui bahwa pada dua minggu yang lalu BPH IPMADO menghubungi pihak Dikbudpora Kabupaten Dogiyai untuk pertanyakan dana TA dan dana pemondokan. Jawaban yang diterima dari Sekretaris Dikbudpora Kabupaten Dogiyai, bahwa untuk pemondokan cari rumah kontrakan lalu minta nomor handphone sama nomor rekening pemilik rumah. “Tetapi, perlu diketahui bersama bahwa di Pulau Jawa, pembohongan publik banyak terjadi, sehingga pemilik rumah tidak mau terima tawaran seperti itu. Jadi, saat ini mahasiswa Dogiyai di Yogyakarta seperti anak ayam kehilangan induk.”
Lantaran masa kontrakan sudah berakhir, mahasiswa Dogiyai sedang mencari tempat tinggal walaupun dananya belum juga disalurkan ke setiap kota studi. “Ya, sambil menunggu penyaluran dana pemondokan. Ini memang sangat mengganggu konsentrasi belajar kami,” kata Yohanes Kuayo yang juga mahasiswa Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.
Untuk itu, mahasiswa-mahasiswi asal Dogiyai yang sedang menimba ilmu di Yogyakarta mendesak kepada Pemkab Dogiyai segera merealisasikan dana TA dan pemondokan tahun 2012 ini. Mereka berpendapat, dana TA dan pemondokan bukan hal baru lagi karena setiap tahun selalu dianggarkan. “Sehingga kami berharap, Pemda segera memberikan tanggapan positif kepada mahasiswa agar dalam waktu dekat ini kami bisa dapat rumah kontrakan sebagai tempat tinggal kami di tanah rantauan ini dan perkuliahan tidak terhambat lagi,” tutupnya. (you)
Sumber: Papuaposnabire.com
0 komentar:
Post a Comment