Merauke - Rektor Universitas Musamus Merauke, Papua, Philipus Betaubun mengharapkan pemerintah lebih memperhatikan pendidikan di Papua mengingat minimnya guru dan sarana prasarana pendidikan di daerah itu.
"Kondisi pendidikan di Papua memprihatinkan. Bayangkan satu sekolah hanya ada satu guru. Secara geografis juga jauh, sehingga banyak yang memilih bersekolah di Papua Nugini," ujar Philipus di Semarang, Rabu.
Anak-anak Papua, kata dia, juga banyak yang tidak mau bersekolah karena ketiadaan sarana dan prasarana. Sebagai rektor, dia mengaku prihatin dengan kondisi seperti itu.
"Saya berharap pendidikan di Papua lebih semakin diperhatikan," harap dia.
Menurut Philipus, selama ini masyarakat Papua banyak dimanjakan oleh alam dan jarang memikirkan masa depan. Padahal, lanjut dia, tidak selamanya masyarakat bisa bergantung terus dengan alam.
"Kami membuka peluang bagi orang-orang yang berasal dari luar Papua untuk bersama-sama membangun Papua baik masyarakatnya dan daerahnya." Seorang mahasiswi Universitas Negeri Papua, Ruth Yunike, juga mengatakan hal yang senada. Ruth mengatakan jarang guru dari luar Papua yang mau mengajar di daerah pedalaman Papua.
"Itu yang menjadi motivasi saya untuk menjadi guru setelah lulus kuliah," ujar Ruth. (ant/as)
"Kondisi pendidikan di Papua memprihatinkan. Bayangkan satu sekolah hanya ada satu guru. Secara geografis juga jauh, sehingga banyak yang memilih bersekolah di Papua Nugini," ujar Philipus di Semarang, Rabu.
Anak-anak Papua, kata dia, juga banyak yang tidak mau bersekolah karena ketiadaan sarana dan prasarana. Sebagai rektor, dia mengaku prihatin dengan kondisi seperti itu.
"Saya berharap pendidikan di Papua lebih semakin diperhatikan," harap dia.
Menurut Philipus, selama ini masyarakat Papua banyak dimanjakan oleh alam dan jarang memikirkan masa depan. Padahal, lanjut dia, tidak selamanya masyarakat bisa bergantung terus dengan alam.
"Kami membuka peluang bagi orang-orang yang berasal dari luar Papua untuk bersama-sama membangun Papua baik masyarakatnya dan daerahnya." Seorang mahasiswi Universitas Negeri Papua, Ruth Yunike, juga mengatakan hal yang senada. Ruth mengatakan jarang guru dari luar Papua yang mau mengajar di daerah pedalaman Papua.
"Itu yang menjadi motivasi saya untuk menjadi guru setelah lulus kuliah," ujar Ruth. (ant/as)
0 komentar:
Post a Comment