Dalam era globalisasi serta kemajuan tekhnologi yang cepat akan mempengaruhi pula geliat roda pemerintahan. Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor penentu kemajuan dan keberhasilan suatu pemerintah daerah, sehingga dengan keadaan tersebut diperlukan sumber daya manusia yang professional di sector pemerintahan yang memiliki “Takut akan TUHAN dan takut akan DOSA” guna menghadapi kenyataan yang ada yang mana problem papua justru melonjak.
Mengingat alam raya papua yang semakin potensial yang membutuhkan sumber daya manusia di sector pemerintahan yang professional. Penentu kemajuan provinsi papua actor yang berperan aktif adalah sector pemerintahan yang mana actor pemerintahan yang telah ada maupun yang baru bangkit betul betul professional dalam rangka mendobrak daerah isolasi yang dipenuhi dengan beragam sumber daya alam yang sangat potensial menjuluki di bumi cendrawasih.
peranan pemerintahan papua sekini dengan beragam integritas yang dimiliki teladannya perlu yang optimal demi mencegah terhadap pertumbuhan pola pikir generasi calon figure yang tidak membawa dampak pada pembaharuan. Teladan itulah penting bagi generasi mendatang oleh publik figure yang menduduki jabatan strategis. Singkronisasi dan kaderisasi antar integritas serta moralitas dari generasi per generasi dimungkinkan sangat penting yang sifatnya membangun.
Walapun aku memiliki keprofesinal dalam salah satu sector yang ditekuni yakni pemerintahan namum tradisi pemerintahan begitu tidak membawa perubahan dan peradaban serta ditekan oleh aturan- aturan buta yang inkonsisten dengan kultur dan serta karakteristik daerah papua, dimintanya teladan yang optimal sehingga diikuti dengan jejak itu yang pada akhirnya satu demi satu diwujudkan maka terkericut perubahan bagi negeri papua
Seketika system pemerintahan sentralistik bergulir ke desentralisasi dinamika publik figure papua justru berbelakangan dengan Takut akan TUHAN sehingga buahnya persoalan semakin melonjak tanpa menemukan titik perpecahan. Persoalan – persoalan mendasar yang masih cari titik pemecahan masalah adalah terhadap kesehatan buruk, protret pendidikan papua yang masih belum optimal, pemenuhan kebutuhan mendasar yang jauh dari harapan publik papua, infrastruktur papua yang kini salah atur dan salah urus, hukum justru tidak memihak pada pihak kebenaran .
Persoalan itu adalah lagu lama yang terus dinyanyikan sampai saat ini dan sebenarnya desentralisasi dalammnya telah lahir otonomi khusus adalah momentum oleh publik figure papua dan integritasnya yang takut akan TUHAN & takut akan DOSA.
Desentralisasi merupakan dalammnya memiliki nilai kebebasan ekspresi yang diserahkan pada pemerintahan daerah tanpa ada capur tangan dari pemerintah pusat kecuali , agama, moneter, viskal, hankam, politik luar negeri. Sehingga hal penyerahan itu adalah sebuah biji yang perlu ditanam sehingga dia bertumbuh sampai berbuah . biji yang diberikan bukan untuk dimakan.
Desentralisasi itu pun memiliki tiga cabang yakni desentralisasi politik,fiscal dan administrasi. Desentralisasi politik merupakan untuk mengurus rumah tangganya sendiri akan efektif jika disertai dengan desentralisasi fiscal , tentunya sesuai potensi yang dimiliki oleh setiap daerah. Selanjutnya desentralisasi fiscal akan dapat dimanfaatkan dengan baik apabila direncanakan, dilaksanakan, diawasi dan dipertanggungjawabkan oleh ketiga pilar otonomi khusus, yakni kepala daerah, DPRD,dan masyarakat sesuai dengan mekanisme berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Desentralisasi politik,fiscal, dan administrasi bagi papua yang dalamnya lahir otonomi khusus sebaiknya dipandang sebagai sebuah kesempatan untuk mendongkrak prakarsa, kreativitas dan pastisipasi masyarakat dalam pembangunan serta mendorong sector yang paling utama yakni PENDIDIKAN sehingga manusia papua menjadi subjek pembanguan dan actor pembaharu sehingga pada akhirnya mencapai impian oleh publik asli papua yang kini merindukan adalah ;
- kapan kita bisah hidup tanpa trauma,tindakan- tindakan yang tidak manusiawi oleh separatis.
- Kapan kita menikmati hasil alam raya papua yang mana bagian dari ekologi papua yang sebenarnya dinikmati tetapi kenyataan diekspor keluar sehingga kekayaan alam menjadi milik bagi pemodal dan penguasa yang berani dengan dosa dan Tidak takut akan TUHAN.
Persolana di atas itu hanya satu masih banyak yang belum dijawab berdasarkan kenyataan hidup publik papua saat ini dan yang masih merindukan siapa yang mewujudkan harapan kami dari kenyataan yang kami hadapi. Tentu actor pendobrak adalah publik figure papua bagimana mendobrak dari format persepsi dan konsep manajemen berdasarkan kondisi rell yang dialami oleh masyarakat papua secara menyeluruh.
Beberapa persoalan di atas dengan nampaknya kenyataan maka publik saat ini menanyakan dan merindukan publik figure yang takut akan TUHAN dan takut akan DOSA sehingga dengan kepribadian demikian publik yakin bahwa perubahan dan peradaban otomatis terwujud sebab dasar integritasnya adalah takut akan TUHAN dan takut akan DOSA itu adalah dasar pacu dan pijakan perubahan bagi bumi cendrawasih secara utuh di semua aspek pembanguan yang terisolasi .
Dengan demikian pada publik figure papua awalnya perlu takut akan TUHAN dan takut akan DOSA jadikan landasan sebagai pijakan utama dan momentum yang di desentralisasikan adalah hanya sekali sehingga pikir apa yang kedepankan dalam momentum itu sehingga pada akhirnya akan memuncak pada impian dan salah satu sector yang paling prioritas adalah Pendidikan did an di kalangan publik asli papua adalah kesehatan, ekonomi lokal berbasis budaya dilonjakkan, bukan mall dan sebagainya.
Oleh ; Mando Yabadogo Mote.
0 komentar:
Post a Comment