YOGYAKARTA. - Pada
zaman globalnya ini kelihatanya semua orang selalu bersaing dalam
kehidupan manusia seakan-akan perkembangan zaman ini betul-betul
merubahkan pola pikir dan karakter manusia Deiyai sehingga semua
orang mulai bersaing baik dalam kebutuhan ekonomi pokok, politik
maupun pemerintah dan Agama. Di sisi lain juga masyarakat Deiyai juga
selalu bersaing dalam Sumber Daya Manusia(SDM) artinya OGAIMUTA
AKATUWA.
Saya pikir cara-cara seperti ini betul-betul membuat
masyarakat Deiyai terbawa dalam jurang. Hal-hal
seperti ini perlu di perhatikan oleh pemerintah daerah dengan serius
dan juga harus di mengerti oleh masyarakat Deiyai maupun oleh
Mahasiswa Deiyai.
Kemudian
hal yang perlu di perhatikan oleh pemerintah Deiyai adalah dalam hal
memberdayakan manusia Deiyai enta itu melalui berupa pembangunan
perumahan, perlengkapan-perlengkapan alat tanian/petani maupun dalam
penerimaan pegawai di kabupaten Deiyai. Disini yang saya terus
terang mengatakan kepada pemerintah Deiyai bahwa; GURU SD, SMP,
maupun GURU SMA jangan sekali-kali menarik mereka kedalam
kantor-kantor pemerintahan Deiyai untuk kerja di kantor karena untuk
mewujud pembangunan kabupaten Deiyai di masa mendatang adalah butu
manusia yang berintelektual dan berpengalaman yaitu seorang guru.
Untuk menjadi manusia
Deiyai yang berintelektual dan berpengalaman dalam mewujud nyatakan
dalam pembangunan di segala bidang adalah perlunya ada/butu Tenaga
Guru untuk mendidik/mengajar anak-anak sekolah menjadi pintar untuk
menuju manusia MEE yang sejati dalam mewujudyatakan pembangunan di
kabupaten Deiyai nanti, oleh sebab itu saya sebagai mahasiswa
berpesan kepada pemerintah bahwa tenaga guru yang sudah ada ini
perlunya diperhatikan secara serius jangan lagi guru- guru tua ini di
tarik kedalam pegawai kantor di pemerintahan Deiyai.
Realitasnya pada
masa karateker ini banyak tenaga guru yang ber SK telah diterima
menjadi pegawai kantor untuk kerja di kantor pemerintahan Deiyai baik
dari guru SD, SMP dan SMA. Saya pikir cara ini juga baik akan tetapi
yang perlu ingat dan pemahami oleh pemrintah dan guru adalah kalau
tidak ada tenaga guru di daerah-daerah atau di desa- desa yang sudah
ada gedung pendidikan ini siapa yang nanti akan mengajar kalau
bukan guru?, tidak mungkin seorang RT atau KEPALA DESA datang
mengajar di sekolah.
Oleh sebab itu kita semua termasuk pemerintah
Deiya tahu, sadar dan mempertanyakan diri bahwa siapa yang akan
memanusiakan menjadi manusia MEE (Deiyai) yang berpotensial dan
intelektual dalam pembangunan masa depan di kabupaten kita yang
tercinta, kalua guru- guru ini semua di tarik kedalam pemerintahan.
Apakah di kabupaten deiyai ini kurangnya sumber daya manusia sehingga
guru-guru ini bisa di tarik menjadi pegawai kantor??? Saya rasa pada
masa ini/zaman modern ini SDM di kabupaten Deiyai tidak susah atau
cukup padat sehingga banyak sarjana yang menjadi ngangur di Deiyai,
kalau bisa pemerintah harus fungsikan dengan baik terhadap saudara-
saudari yang sementara ini ngagur dengan ijazah sarjana, bahkan
ijazahnya ada yang di makan oleh kakrak akibat dari penganguran lama.
Di
lain sisi, bukan hanya mengurangi tenaga guru di kabupaten Deiyai
akan tetapi dengan cara ini juga betul-betul menyinggung perasaan
guru-guru tua lain yang sementara ini belum diterima sebagai pegawai
kantor, tentu saja sebagai manusia biasa akan munculnya perasaan di
hati dan pasti akan muncul pertanyaan besar bagi Guru-Guru tua lain
bahwa mengapa teman-teman guru lain bisa di tarik di kantor sedangkan
kita yang lain belum?
Hal ini pemerintah Deiyai betul-betul
memperhatikan, mengerti dan memahami apa dampak negatifnya dari hal
tersebut karena ini sungguh membunuh semangat Guru-Guru untuk
mengajar terhadap siswa di sekolah masing-masing, apalagi gaji guru
dari dulu sampai saat ini masih minum bila dibanding dengan gaji dari
pegawai-pegawai lain yang kerja di kantor atau pemerintahan. Hal-hal
semacam ini betul-betul membuat Guru-Guru tua yang ada di
kampung-kampung ini membuat tidak berdaya untuk mengajar kembali di
sekolah pada hal awalnya mereka sangat aktif dalam proses belajar
mengajar di sekolah untuk memanusiakan manusia MEE melalui
pendidikan baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA.
Bukan
hanya itu saja yang akan dirasakan `oleh GURU-GURU akan tetapi ada
banyak hal yang akan dilakukan oleh Guru-Guru seperti contoh
kenyataannya ada sekelompok guru SD dari Deiyai mereka ada jalan
ramai-ramai di kota Enarotali dengan ber-map merah di tangan dan
sempat saya tanya sama mereka katanya
kamu urus apa??? Kata mereka, kami usus persyaratan untuk tes pegawai
di kantor lalu saya tanya balik, lalu siapa yang akan mengajar
anak-anak di sekolah??? Kata mereka, tanya pemerintah Deiyai karena
akar penyebab masalahnya adalah pemerintah bukan kami.
Kenyataan
lainnya banyak Guru-Guru yang sudah mulai bergabung dalam dunia
politik. Hal semacam ini juga betul-betul menyakitkan hati para
guru-guru tua yang sudah mengapdi lama di tanah Deiyai yang tercinta
demi membentuk manusia MEE yang berintelektual hingga pada zaman ini
dengan hasil didikan dari guru-guru tersebut dengan intelektual itu
meminta pemekaran Deiyai tersebut. Oleh sebab itu saya sebagai
mahasiswa asal Deyai dengan berani mengatakan atau berpesan kepada
pemerintah Deiyai bahwa jangan memainkan GURU- GURU TUA atas jasanya.
Kita semua ingat bahwa Guru
adalah pahlawan tanpa jasa
Mengapa
tulisan di atas ini saya tulis jangan memainkan guru-guru atas
jasanya karena bukti dan kenyataan lainnya adalah untuk mau ambil
gaji guru saja tidak tertip artinya untuk mau ambil gaji saja susah
sekali hingga guru-guru dari Deiyai harus ke Enarotali dengan biaya
transportasi yang begitu mahal bila dibanding dengan gaji guru yang
tidak sampai dua juta perbulan dan yang lebih menyakitkan lagi adalah
ketika tiba di kota Enarotali juga Guru-Guru harus menunggu bendahara
untuk cairkan hak guru atau gaji guru sampai berminggu-minggu bahkan
karena tidak di bagi maka guru harus demo ke pemerintah untuk
menuntut hak mereka, hal semacam ini juga menimbulkan banyak utang
dari Guru-Guru terhadap masyarakat biasa di kota Enarotali karena
untuk beli makan dan minum saja terlalu mahal di kota Enarotali.
Sambil menunggu hak guru, mereka pun meminjam uang untuk membeli
kebutuhan pokok seperti makan dan minum sehingga gaji mereka itu
hanya cukup untuk menutupi utang di kota Enarotali saja dan gaji
tersebut tidak cukup untuk mencukupi nafkah hidup dalam kehidupan
keluarga di kampung halaman. Akhirnya keluarga menjadi kacau-balau,
terjadi konflik dalam keluarga bahkan terjadi perceraian karena istri
dan anak mengira bahwa unag gaji itu hanya dihabiskan di kota
Enarotali tanpa kepentingan yang jelas. Padahal, uang/gaji habis
hanya menutup utang. Secara tidak langsung hal semacam ini menambah
kemiskinan di kabupaten Deiyai.
Dengan
melihatnya bukti atau fakta-fakta di atas ini, saya sungguh bersih
keras dan berpesan kepada pemerintah Deiyai bahwa harus/perlunya
memperhatikan tenaga guru yang sudah ada ini secara serius agar tidak
terjadi hal-hal yang sementara ini dialami oleh para Guru-Guru baik
Guru-Guru tua maupun Guru-Guru mudah di kabupaten Deiyai, agar
kedepannyua di kabupaten kita yang tercinta ini, bisa berjalan
dengan baik dan hal tersebut tidak menjadi stagnasi dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawab kita, yang TUHAN ALLAH percayakan kepada
kita di muka bumi ini, baik kita kerja di pemerintahan/kantor, PNS,
CPNS maupun hanya petani biasa yang hanya kerja di kebun kecil.
Memperhatikan
tenaga guru adalah hal yang sangat penting dan harus diprioritaskan
oleh pemerintah karena untuk menjadi manusia MEE di Deiyai adalah
Melalui GURU. Saya pun yakin dan percaya bahwa kalau di lembah TIGI
ini tidak ada GURU pasti tidak ada Pemekaran kabupaten Deiyai,
karena ada guru maka guru mendidik manusia MEE menjadi Manusia yang
berkualitas/bermutu dan berintelektual hingga kita bisa menjadi
pejabat di atas tanah kita. (Bidaipouga
Mote)
TIMIPOTU NEWS.
Reporter
Of Timipotu News
Int.
Bidaipouga
0 komentar:
Post a Comment