Timika – Pemerintah daerah Papua ‘memaksa’ PT Freeport
Indonesia untuk membangun jaringan rel kereta api sebagai sumbangannya
kepada rakyat Papua.
Gubernur Papua, Lukas Enembe mengakui, selama ini Freeport sebagai perusahaan investasi besar telah memberikan banyak manfaat bagi negara, terutama bagi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan rakyat di Provinsi Papua, terutama masyarakat lokal di Mimika.
Namun bagi Lukas Enembe, sumbangan yang diberikan Freeport tersebut selama ini dianggap masih terlalu kecil dibanding begitu besarnya hasil kekayaan mineral emas, tembaga dan perak yang telah dikeruknya selama puluhan tahun beroperasi di Papua.
"Yah, itu terlalu kecil. Ko bikin lebih besar untuk Papua. Saya dan Wagub sudah sepakat untuk menyuruh Freeport membangun jalan kereta api. Itu baru hebat," ujarnya kepada wartawan di Timika, Jumat (17/5/2013)
Ia mengakui, aksesibilitas warga Papua sampai saat ini masih terkendala karena sulitnya transportasi.
Sebagian besar wilayah terutama di pedalaman Papua masih terisolasi dari dunia luar lantaran kondisi geografis dan topografis yang sulit karena pemukiman penduduk berada di antara jejeran pegunungan tinggi dan terjal.
Satu-satunya sarana transportasi untuk bisa menjangkau penduduk di wilayah pedalaman Papua hanya melalui pesawat terbang berukuran kecil dan helikopter. Itu pun hanya di beberapa daerah tertentu yang memungkinkan.
Gubernur Papua, Lukas Enembe mengakui, selama ini Freeport sebagai perusahaan investasi besar telah memberikan banyak manfaat bagi negara, terutama bagi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan rakyat di Provinsi Papua, terutama masyarakat lokal di Mimika.
Namun bagi Lukas Enembe, sumbangan yang diberikan Freeport tersebut selama ini dianggap masih terlalu kecil dibanding begitu besarnya hasil kekayaan mineral emas, tembaga dan perak yang telah dikeruknya selama puluhan tahun beroperasi di Papua.
"Yah, itu terlalu kecil. Ko bikin lebih besar untuk Papua. Saya dan Wagub sudah sepakat untuk menyuruh Freeport membangun jalan kereta api. Itu baru hebat," ujarnya kepada wartawan di Timika, Jumat (17/5/2013)
Ia mengakui, aksesibilitas warga Papua sampai saat ini masih terkendala karena sulitnya transportasi.
Sebagian besar wilayah terutama di pedalaman Papua masih terisolasi dari dunia luar lantaran kondisi geografis dan topografis yang sulit karena pemukiman penduduk berada di antara jejeran pegunungan tinggi dan terjal.
Satu-satunya sarana transportasi untuk bisa menjangkau penduduk di wilayah pedalaman Papua hanya melalui pesawat terbang berukuran kecil dan helikopter. Itu pun hanya di beberapa daerah tertentu yang memungkinkan.
Sedangkan akses jalan darat sangat
sulit dibangun dalam kondisi medan Papua yang bergunung-gunung terjal
sehingga dianggap tidak efisien dan efektif. Ant [ast/INILAH.COM]
0 komentar:
Post a Comment