![]() |
Ilustrasi@ |
Masyarakat yang ada di sekitar kabupaten deiyai, tidak
menjauhi dari bunyi rentetan itu, Namun mereka semakin mendekati ke arah bunyi
senjata tersebut. Semakin perlahan, masyarakat semakin banyak.
Ternyata tampa rencana dan di undang, Markas penginapan Brimob didatangi
dan dikelilingi oleh warga setempat. Orang berbondong-bondong terus
mamadatinya. Tapi, tembakan tersebut menjadi “receptionis” bagi warga
Deiyai.
Warga terus, mendatangi kantor Brigadir mobil (brimob) yang bertugas di daerah kabupaten deiyai, Ternyata Polisi dari satuan Brigadir mobil (Brimob) itu sedang melakukan tindakan kekerasan terhadap seorang warga sipil. nama korbannya. Pontianus madai yang tinggal di DesaYabadimi, tidak jauh dari kota wakeitei Ibukota Kabupaten Deiyai, Papua.
Warga terus, mendatangi kantor Brigadir mobil (brimob) yang bertugas di daerah kabupaten deiyai, Ternyata Polisi dari satuan Brigadir mobil (Brimob) itu sedang melakukan tindakan kekerasan terhadap seorang warga sipil. nama korbannya. Pontianus madai yang tinggal di DesaYabadimi, tidak jauh dari kota wakeitei Ibukota Kabupaten Deiyai, Papua.
Berdasarkan informasi yang Kami terima dari salah
satu pemuda deiyai, fery, brimob memukul korban tersebut tanpa alasan yang
mendasar. Tidak mabuk atau pun melakukan tindakan lainya. Bahkan, korban tersebut tidak biasa komsumsi Munuman keras. Fery
menceritakan; malam jumat (27/06), ketika lelaki tersebut pulang dari kios seusai
belanja gula, kopi dan susu, dirinya di hadang oleh sekelompok orang yang terdiri dari 4 orang.
Orang-orang tersebut adalah; 2 diantaranya pemuda setempat
(masih dalam proses identifikasi identitas) dan 2 orang lainya aparat brimob. Para pelaku
tidak segang-segang dan tampa bertanya langsung keluarkan tendangan ke arah korban. Sehingga,
pontianus mengalami luka berat di kepala bahkan di anggota badan lainnya.
Korban tidak keluarkan pukulan atau perlawanan ke arah lawan. Setelah itu, dia melarikan diri
ke rumah, di desa yabadimi. Setelah tiba di rumah ia sampaikan kepada rekan-rekannya yang
ada di rumah.
Dan informasi tersebut menyebar ke seluruh masyarakat
deiyai. Tanpa dikomando, secara serentak masyarakat padati jantung kota
wakeitei ini. Semakin banyak masyarakat dan mereka menuntut ke kepala suku
adat, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh perempuan untuk
mengusir brimob dari kabupaten deiyai. Secara serentak, hitam diatas putih,
segenap masyarakat deiyai, menolak dan tidak izinkan untuk selamanya,
mendirikan kantor brimob di kabupaten deiyai. Hal yang sama juga, masyarakat
lakukan terhadap Tim Khusus (Timsus), Yonif 753, Arga Vira tama (Arvita)
waghete, beberapa tahun yang silam. Jadi, masyarakat tutup kantor brimob adalah
yang kedua kali.
Hari semakin sore, cuaca kota waghetepun tidak
bersahabat. Alam deiyai, terus menangis. Hujan dan badai menutupi lembah tigi
ini. Seakan-akan alam ini, ikut marah terhadap tindakan represif yang di
lakukan oleh brimob ini.
Sore tadi, jumat 27/06, Kapolres Paniai, sekaligus
sebagai pimpinan kepolisian di daerah itu, menjemput seluruh personil Brigadir
Mobil (Brimob) untuk kembali ke kabupaten Paniai. Sebelumnya, Brimob
nginap dan menjadian kantor mereka di salah satu rumah dinas milik pemerintah daerah,
distrik tigi, kabupaten deiyai papua.
Demikian informasi yang di terima dari fery melalui
telepon selulernya, jumat (28-06-13).
(Ones Madai)
Sumber : onesmadai.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment