Salah satu petani asli Papua di Sorong. (KabarPapua.co/Veyda Ody) |
“Kami bertekad dukung pemerintah Kota
Sorong dalam sektor pertanian. Tapi, kami butuh pendampingan dari dinas
agar hasil panen yang telah diprogramkan pemerintah meningkat. Jangan
hanya sebatas berikan bibit, lalu kami ditinggalkan begitu saja,” kata
Malaseme kepada wartawan.
Menurut Malaseme, para petani asli Papua
jelas berbeda dengan para petani dari luar Papua, yang sudah sejak lama
menggarap pertanian seperti kedelai, jagung, padi dan sayur mayor.
“Sementara masyarakat asli Papua belum terbiasa menggarap pertanian
dengan lahan besar seperti itu. Makanya, kami butuh pendampingan agar ke
depan masyarakat Papua bisa menjadi petani sukses seperti petani dari
daerah lain,” katanya.
Sedangkan terkait bantuan dari Dinas
Pertanian Kota Sorong, Malaseme mengatakan, beberapa waktu lalu dirinya
sempat mendapatkan bantuan sebesar Rp10 juta di atas kertas. Tapi
kelompok petani Moja, hanya menerima Rp1,5 juta untuk membeli bibit bagi
15 orang anggota kelompok.
Menurut Malaseme, tanah di Kelurahan
Giwu subur dan sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian, bahkan di
daerah ini kedelai, sayur mayor, maupun buah-buahan tumbuh subur. “Kami
berharap ke depan pemerintah lebih memperhatikan meningkatkan sektor
pertanian dan memberdayakan petani lokal, sehingga Kota Sorong tak perlu
lagi mensuplai sayur bahkan beras dari daerah lain,” katanya. ***(Vedya
Ody)
Hidup petani.
ReplyDeleteTanpa petani, presiden kena gizi buruk.