Jayapura –
Puluhan masyarakat yang menamakan dirinya dengan Masyarakat Peduli
Pelayanan Publik (MP3) melakukan demo terhadap PT. PLN Wilayah Papua dan
Papua Barat (WP2B).
Aksi demo damai merupakan bentuk
kekecewaan masyarakat terhadap pemadaman listrik yang sering terjadi
akhir-akhir ini, hal ini sangat berdampak buruk terutama untuk pengguna
barang-barang elektronik yang rusak akibat seringnya terjadi pemadaman
listrik.
“gara-gara listrik mati-menyala terus,
barang-barang elektronik di rumah rusak, padahal untuk pembayaran
tagihan listrik, kita selalu bayar tepat waktu”, ungkap salah seorang
pendemo.
Sebelum menuju ke PT.PLN rombongan
pendemo ini berkumpul di Taman Imbi dengan membawa spanduk yang
bertuliskan “Masyarakat Peduli Pelayanan Publik Menuntut Hak Sebagai
Konsumen PT. Perusahaan Lilin Negara”, dan selanjutnya melakukan aksi
Long March menuju ke Kantor PT.PLN WP2B.
Setibanya di kantor PT. PLN WP2B puluhan
masyarakat ini langsung memulai orasinya, kelompok yang diketuai oleh
Stenly Kaisiri dalam orasinya menyampaikan pihaknya menginginkan adanya
penyampaian dari PT. PLN kepada seluruh masyarakat Kota Jayapura
perihal pemadaman listrik yang sering terjadi bahkan dalam sehari
terjadi tiga kali pemadaman listrik.
“Terjadi pemadaman listrik 3-4 kali dalam
sehari, ini semua ada apa ? seharusnya PLN terbuka kepada masyarakat
karna kami konsumen di Kota Jayapura sangat banyak yang dirugikan”,
Tegas Stenly.
Dikatakan, masyarakat jangan dikorbankan
oleh sistem atau program-program yang tidak benar, sistem yang dibangun
oleh PLN harusnya masyarakat yang diutamakan sebab masyarakat merupakan
konsumen.
“Siapa saja yang berada di Kota Jayapura
harus mendapatkan pelayanan yang baik dari PLN, apalagi listrik ini
menyangkut hajat hidup orang banyak dan sifatnya sangat penting sekali
bagi kehidupan masyarakat. Satu hari saja listrik mati bisa sangat
berpengaruh terhadap aktivitas kami”, ungkapnya.
Stenly berharap dengan adanya aksi demo
damai ini PT.PLN (persero) WP2P yang dilakukan oleh MP3 ini dapat
memberikan dorongan kepada PLN untuk segera menentukan
kebijakan-kebijakan terbaik untuk masyarakat.
Disisi lain General Manager (GM) PT. PLN
(persero) WP2B Yohanes Sukrislismono menyampaikan bahwa kondisi listrik
di Kota Jayapura dan Keerom sedang mengalami krisis, krisis ini
disebabkan oleh masalah teknis yang kini mempengaruhi pasokan listrik ke
masyarakat.
Yohanes mengakui krisis ini terjadi
akibat beberapa mesin yang ada saat ini sedang dalam tahap perbaikan,
kondisi inipun makin diperparah lagi dengan kurang maksimalnya
pengoperasian PLTA akibat kurangnya debit air.
“Kami melihat beban daya listrik di Kota
Jayapura sangat tinggi, dan sebenarnya kami sudah mengantisipasinya
dengan memasang pembangkit lainnya seperti PLTA Orya dan PLTU Holtekamp
yang mana masing-masing memiliki kapasitas 2 x 10 atau sama dengan 65
MW, menurut prediksi kami hingga hari ini daya yang dibutuhkan sekitar
100 MW”, Jelasnya.
Untuk PLTD yang digunakan saat ini hanya 2
yaitu PLTD Yarmork dengan daya sebesar 4,7 MW dan PLTD Waena dengan
daya 50 MW. “Untuk normal kembali listrik akan hidup sekitar 4 jam, jadi
sebelum beban naik listrik akan kami padamkan dengan menggunakan alat
pengontrol. Pemadaman ini berdasarkan beban pada daerah tersebut
tergantung pamakaian pelanggan, Kami berharap tanggal (26/05) ini,
perbaikan mesin tua kami yang saat ini telah berumur 25 tahunan ini
dapat beroperasi kembali sehingga dapat menambah sekitar 3-4 MW”. (Mi/PAPUANEWS.ID)
0 komentar:
Post a Comment