ilustrasi |
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Patridge Renwarin mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nabire bersama jajaran TNI dan Polri, telah mengumpulkan para tokoh masyarakat dari berbagai suku dan paguyuban, untuk meredam massa agar masalah tersebut tidak sampai berkepanjangan.
"Situasi sekarang di Nabire kondusif. Kami berharap persoalan ini bisa segera diselesaikan," kata dia, Selasa (17/5/2016).
Patridge mengatakan, kronologis tewasnya Prada Anggun Cahyo Utomo, pada Minggu 15 Mei 2016, diawali dengan adanya info di Kelurahan Bumi Wonorejo, Nabire menerima, yang menyatakan bahwa akan ada penyerangan ke kompleks mereka oleh sekelompok warga yang lain.
Warga setempat kemudian berinisiatif membunyikan tiang listrik sehingga dalam waktu sekejap warga berkumpul. Pada saat bersamaan, salah seorang warga yang tinggal di dekat kompleks tersebut melintas dekat warga yang sedang berkerumun.
"Yang bersangkutan warga dari Suku Mee. Dia bisu dan tuli, sehingga ketika ditanya warga, dia tidak bisa jawab. Hal ini menimbulkan kecurigaan dari warga. Bukannya dibawa ke kantor polisi, tapi warga malah bertindak main hakim sendiri sehingga korban luka di kepala dan tangan," ujarnya.
Korban kemudian dirawat di RSUD Nabire. Tidak itu saja, anggota keluarga korban sempat mendatangi Kelurahan Bumi Wonorejo untuk menyerang warga di kompleks tersebut.
"Sempat terjadi lempar-lemparan dengan batu. Setelah mendapat informasi, anggota Polres Nabire datang ke lokasi untuk mengamankan situasi," tuturnya.
Kemudian, Minggu 15 Mei 2016, Prada Anggun Cahyo Utomo yang bertugas sebagai anggota intel Yonif 753/R Nabire datang ke IGD RSUD Nabire untuk mencari tahu identitas korban penganiayaan.
Melihat Prada Anggun, keluarga korban malah mengamuk dan menganiaya Prada Anggun Cahyo Utomo hingga meninggal dunia karena terluka pada bagian kepalanya.
"Kami sudah mengamankan dua orang yang diduga saat kejadian berada di RSUD Nabire. Mereka sedang diperiksa sebagai saksi di Polres Nabire. Mudah-mudahan dalam waktu secepatnya pelaku bisa segera terungkap dan diproses," paparnya.
0 komentar:
Post a Comment