Peletakan batu pertama pembangunan Gereja Jemaat Eklesia Putapa, Dogiyai (Foto: Agustinus Dogomo/SP) |
DOGIYAI —
Pemerintah Kabupaten Dogiyai tidak membeda-bedakan dalam memberi bantuan
dana keagamaan, terutama untuk pembangunan gedung gereja. Semua gereja
yang ada di kabupaten itu dibantu sesuai kemampuan keuangan daerah.
Hal
ini dikemukakan Herman Auwe, Plt. Bupati Dogiyai saat peletakan batu
pertama pembangunan Gedung Gereja Jemaat Eklesia Putapa, Sabtu
(25/6/2016) di Putapa.
“Untuk bantuan
bagi pembangunan gereja, saya tidak memilih dia dari agama mana, tidak
beda-bedakan denominasi. Sebab, selama ini pemerintah telah memberikan
bantuan kepada beberapa gereja,” tuturnya.
Herman
Auwe dalam sambutannya berjanji, “Kami siap membantu dalam memperlancar
pembangunan gereja ini. Dana yang akan kami bantu bukan uang dari saya,
tetapi uang pemerintah Kabupaten Dogiyai, dan ini hak masyarakat.”
Dana
tersebut diharapkan dapat digunakan dengan baik untuk membangun rumah
Tuhan. “Bukan lihat besar kecilnya uang, tetapi sedikit yang dikasih
dapat berguna untuk bangun gereja ini,” imbuhnya.
Barnabas
Anou, ketua Koordinator Dogiyai mengatakan, pemerintah juga ada dalam
gereja, sehingga sangat layak untuk memberikan kontribusi dalam proses
pembangunan gedung gereja.
“Bangunan
gereja ini besar, sehingga kita harus bersatu saling bahu-membahu hingga
selesai nanti. Dengan bantuan Tuhan pasti kami dapat membangun gereja
ini,” ujarnya di hadapan semua jajaran pemerintah Dogiyai dan hadirin.
Selain
itu, ia yakin bahwa gereja harus dibangun sendiri agar kemudian menjadi
gereja mandiri. “Gereja ini kita bangun sekarang, akan ada besok, lusa
sampai Yesus datang ke dua kalinya,” tutur Anou.
Perlunya dukungan dan kerja sama disampaikan Marten Iyai, Ketua Panitia Pembangunan Gereja Jemaat Eklesia Putapa, saat ditemui suarapapua.com di sela-sela acara peletakan batu pertama.
“Kami
harus kerja gotong-royong, sebab gereja yang akan kami bangun ini agak
besar ukurannya. Jadi, kami mengharapkan bantuan dari semua pihak, dan
kami siap menerima,” kata Iyai.
Pewarta: Agustinus Dogomo
Editor: Mary
0 komentar:
Post a Comment