Transmigrasi dari luar Papua. Gambar: Ist
|
Bogor -- Ikatan Mahasiswa Papua
(IMAPA) Bogor menyatakan sikap menolak rencana Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, yang menjadikan Papua sebagai tempat
transmigrasi.
Padatnya jumlah penduduk di
Kabupaten Maybrat yang mencapai 5,24 persen dan dukungan lahan yang semakin
menipis, menjadi dasar penolakan penempatan bagi transmigran.
"Wilayah Provinsi Papua Barat
sudah cukup padat. Dukungan lahan untuk pembukaan usaha pertanian dan
perkebunan semakin menipis. Belum lagi topografi kabupaten Maybrat yang rawan
bencana alam.
Selama 6 tahun terakhir, Maybrat
selalu menjadi daerah tujuan perpindahan penduduk dari berbagai daerah di
Karena itu, polemik persoalan ekonomi, kependudukan dan infrastruktur selalu
menjadi masalah di Maybrat .
“Jadi Masa masih akan dijadikan lagi
sebagai tujuan transmigran?"
Sementara itu, kami sangat mendukung
aksi penolakan dari Koalisi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Kelapa Sawit dan
Transmigrasi di Maybrat (KOMPEKSTRAM) Sorong. Menurutnya, saat ini dengan
kondisi kehidupan masyarakat Maybrat yang masih mengalami kesulitan ekonomi.
Maka dengan rencana memasukkan
transmigran, dikhawatirkan akan menambah masalah baru di daerah itu.
"Masih banyak warga Maybrat
belum memiliki, tanah, rumah dan pekerjaan. Jika dibiarkan transmigran luar
daerah diberikan tempat secara legal di tanah Maybrat berarti pemerintah memang
sengaja untuk membuat Maybrat berada di antara ada dan tiada. (Yunus Gobay).
Bogor, 29
Agustus 2016
Ketua
Ikatan Mahasiswa Papua (IPMAPA) Bogor
Yunus E.
Gobai
Posted by: ERIICK W
Copyright ©Tabloid WANI
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2016/08/mahasiswa-papua-tolak-program-transmigrasi-di-papua.html
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2016/08/mahasiswa-papua-tolak-program-transmigrasi-di-papua.html
0 komentar:
Post a Comment