Thobias Bagubau didampingi Marthen Andama saat memberi keterangan pers |
Kapolres Paniai AKBP Anthon Diantje yang dihubungi ANTARA dari Jayapura, Rabu, membenarkan kasus tersebut seraya menjelaskan , kelima korban itu masing masing Malianus Kagepe tertembak di bagian pinggang tembus perut,Lukas Kagepe tertembak bagian perut, Amos Kagepe uka tembak bagian kaki , Alpius Kagepe luka tembak dilengan kanan dan satu korban lainnya belum diketahui identitasnya terkena tembakan dibagian dada.
Dari kelima korban luka tembak itu, satu diantaranya Melianus Kagepe, Rabu dini hari meninggal.
Dijelaskan, insiden penembakan itu berawal dari keributan di rumah bilyard milik Ny Yona dimana kelima warga sipil yang kemudian menjadi korban memaksa dan mengancam untuk menggunakan meja bilyard padahal sudah digunakan orang lain.
Akibatnya si pemilik kemudian melaporkan insiden tersebut ke pos Brimob dan tak lama kemudian datang tiga anggota Brimob ke TKP dan meminta agar mereka tidak melakukan keributan di tempat tersebut.
Namun tiba-tiba ada masyarakat memukul salah satu anggota Brimob dengan menggunakan stik hingga terjatuh dan senjatanya direbut salah satu korban yakni Melianus Kagepe tetapi tidak berhasil. Melihat kondisi tersebut, kata AKBP Diantje, salah satu anggota Brimob lainnya kemudian menggeluarkan tembakan hingga mengenai korban (Melianus Kagepe), dan rekan korban Lukas Kegepe kemudian berupaya menikam anggota Brimob dengan menggunakan pisau sehingga anggota Brimob kembali menggeluarkan tembakan.
Para korban penembakan itu saat ini akan dibawa ke Nabire, untuk dilakukan otopsi bagi yang tewas dan perawatan lanjutan bagi korban luka tembak, jelas Kapolres Paniai AKBP Anthon Diantje.
LPMA Swamemo : Tuntaskan Masalah Degeuwo
Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Masyarakat Adat Suku Wolani, Mee dan Moni (LPMA Swamemo) Thobias Bagobau, mendesak pihak-pihak yang berwenang, baik itu Pemerintah Provinsi Papua, DPRP, MRP, Polda Papua, dan Bupati Paniai untuk dapat menuntaskan seluruh permasalahan yang menjadi akar masalah terjadinya berbagai konflik di Sungai Degeuwo.
Karena, menurutnya bahwa berbagai konflik tersebut akar masalahnya adalah terjadinya penambangan liar di sepanjang Sungai Degeuwo, Kabupaten Paniai, yang menurutnya harus dilakukan penutupan sementara guna penertiban terkait legalitas perusahaan yang melakukan penambangan emas.
“Kami khawatir konflikdi Degeuwo akan berkepanjangan. Untuk itu AISWM dan LPMA SWAMEMO menyatakan sikap tegas,” ungkapnya, yang didampingi Ketua Aliansi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Indonesia (AMPTPI) Menado, Marthen Andama, saat menggelar jumpa pers di Sekretariat AMPTPI Perumnas I Waena, Rabu (16/5)
Pernyataan tersebut, antara lain :
1. Kapolda Papua segera bertanggungjawab atas penembakan 3 warga sipil di Degeuwo.
2. Kapolda Papua segera menarik aparat militer (TNI dn Polri) dari lokasi penambangan liar Degeuwo.
3. Pemerintah Provinsi Papua segera menutup penambangan liar di sepanjang Sungai Degeuwo berdasarkan Instruksi Gubernur Provinsi Papua No 1 Tahun 2011 tentang penutupan dan pemberhentian penambangan illegal di Degeuwo.
4. DPRP Papua dan MRP segr fasilitasi pihak-pihak atau instansi terkait guna penyelesaian kass penembakan 3 warga sipil tsb.
5. DPRP dn MRP segera bentuk tim gabungan dan memfasilitasi guna mengidentifikasi kasus penebakan 3 warga sipil tsb.
6. Pemerintah Kabupaten Paniai segera jelaskan dan bertanggungjawab atas jatuhnya korban dan hentikan penambangan liar di sepanjang sungai degeuwo.
Pernyataan tersebut dikeluarkan terkait jatuhnya korban di areal pertambangan yang informasinya didapat dari Kepala Suku Matias Nagapa, bahwa pada Rabu (15/05) sekitar pkl 17.00 WIT telah terjadi konflik antara anggota Brimob dengan masyarakat di Lokasi 45 dan Lokasi 99 yang berawal dari permainan bilyar.
Sesuai data yang diterima Ketua LPMA Swamemo, Thobias Bagubau, bahwa dalam keributan tersebut timbul korban 1 orang meninggal dunia atas nama Melianus Abaa (40), akibat luka tembak di dada tembus belakang.
Selain itu juga mengakibatkan dua korban luka, yaitu Lukas Gegepe (30), luka tembak di perut, dan sedang dalam perawatan, dan satu korban lagi atas nama Amos Gegepe (30), yang menderita luka tembak di kaki.(ant/aj/don/l03)
0 komentar:
Post a Comment