Rapat akbar tersebut akan dihadiri sekitar 1000 orang. Terdiri dari seluruh Pengprov PSSI, klub Indonesia Super League (ISL), Divisi Utama, Divisi I, Divisi II dan tokoh sepakbola.
“Situasi sudah parah. Saatnya, kami bergerak menyelamatkan sepakbola Indonesia dengan mengelar rapat akbar yang dihadiri seribu orang,” kata Anggota Executif (Exco) Bidang Hukum PSSI, La Nyalla Mattaliti kepada wartawan usai pembukaan Rakerda KONI Jatim di hotel Utami, Sidoarjo, Sabtu (10/12) malam.
Semula, menurut Nyalla, rapat akbar tersebut digelar hanya untuk mendesak PSSI menggelar KLB dengan agenda mengubah statuta PSSI. Seperti, perubahan kompetisi dari ISL menjadi Liga Prima Indonesia (LPI) dibawah naungan PT Liga Prima Indonesia Sportindo), jumlah klub dari 18 menjadi 24 klub dan pembagian wilayah.
Namun, karena PSSI menolak menggelar KLB untuk mengubah statuta itu, maka KLB berubah menjadi ajang melengserkan Ketua Umum PSSI, Arifin Panigoro. “Kita akan meminta FIFA untuk membentuk Komisi Normalisasi (KN) untuk menggelar KLB dengan agenda memilih ketua umum PSSI yang baru,” ujarnya.
Nyalla tidak berjuang sendirian dalam memperjuangkan kebenaran. Bersama tiga anggota Exco lainnya, seperti Robertho Rouw, Erwin Dwi Budiawan, dan Tony Apriliani siap berkorban, bahkan menjadi tumbal sekalipun.
Artinya, keempat anggota Exco ini berani pasang badan atas tindakannya yang dianggap makar oleh PSSI. Sebaliknya, Nyalla cs juga siap memimpin PSSI jika Djohar Arifin dkk lengser di KLB nanti.
“Kalau sudah terbentuk KN, otomatis ketua umum yang lama turun. Saya yakin FIFA akan membentuk komite penyelamat sepakbola Indonesia,” ucap Nyalla yang juga Ketua Umum Pengprov PSSI ini. (suarakawan.com)
0 komentar:
Post a Comment