Home » , » Cerita Anak Papua tentang Penembakan, Konflik & Perdamaian

Cerita Anak Papua tentang Penembakan, Konflik & Perdamaian

Aksi Nafas (Foto: angling adhitya p/detikcom)
Semarang Jeki Tabuni, siswa kelas X SMA Saraswati Salatiga, Kabupaten Semarang tersebut berdiri di tengah terik matahari di Jl Pahlawan dengan membentangkan sebuah spanduk besar. Spanduk tersebut berisi tuntutan perdamaian terhadap keluarga dan sanak saudaranya yang berada di tanah kelahirannya, Papua.

Jeki lahir dan dibesarkan sampai lulus SMP di Papua. Sejak kecil ia kerap kali disuguhi pemandangan konflik antara penduduk asli Papua dengan aparat kepolisian maupun TNI. Bahkan di tengah konflik, salah satu keluarganya tewas terkena timah panas.

"Konflik di Papua sudah menahun, bahkan ketika saya belum lahir katanya sudah ada. Waktu saya masih kecil juga pernah dikejar-kejar tentara, untung saya selamat," tutur Jeki di tengah aksi solidaritas untuk Papua di eks videotron, Jl Pahlawan, Semarang, Kamis (30/8/2012).

"Bahkan paman saya meninggal ditembak," imbuhnya.

Menanggapi banyaknya kekerasan dan konflik di Papua, puluhan siswa dan mahasiswa asli Papua yang tergabung dalam Forum Komunikasi Papua Semarang (Forkompas) dan Solidaritas Mahasiswa Peduli Papua Salatiga melakukan aksi solidaritas dengan berorasi dan long march dari eks videotron ke Mapolda Jateng.

Mereka menyoroti suasana mencekam yang saat ini dirasakan masyarakat Papua terutama setelah peristiwa penembakan yang dilakukan orang tak dikenal dan pengusiran pasien RS di Paniani oleh TNI Polri. "23 Agustus lalu, di RS di Paniani tepatnya di Degai semua pasien yang rawat inap dipaksa meninggalkan RS tanpa sebab," ungkap korlap aksi, Paul Mebel dalam orasinya.

Aktivis Forkompas menuntut agar militer ditarik dari Papua dan mendesak pemerintah agar membentuk tim investigasi independen nasional untuk mengusut kasus penembakan misterius di Papua serta mendesak pemerintah mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua.

"Saat ini saya khawatir dengan orang tua saya dan keluarga saya di sana. Beberapa keluarga mengungsi," ungkap warga Papua lainnya, Junius Tabuni.

Aksi solidaritas tersebut berhenti di depan Mapolda Jateng. Di sana mereka hanya ditemui seorang petugas kepolisian yang menyatakan akan menampung aspirasi puluhan warga Papua itu.


(alg/try)

Sumber: Detik news

Share this video :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. RASUDO FM DOGIYAI - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger