Koteka (foto Liputan6.com) |
Wamena: Pada tradisi suku asli di
Papua, lelaki dewasa dalam kesehariannya mengenakan koteka yang terbuat
dari kulit labu air untuk menutup kemaluan laki-laki. Ukuran koteka
biasanya disesuaikan dengan aktivitas penggunanya, hendak bekerja atau
upacara.
Selain koteka, kaum laki-laki juga mengenakan wam aik, yaitu aksesori yang dipakai di hidung. Wam aik terbuat dari taring babi.
Berdasarkan tradisi lokal, menurut Kepala Distrik Kurulu, Wamena, Juda Defarius, setelah berperang dengan suku lain dan mengalahkan musuh, maka suku pemenang akan berkumpul untuk menari dan menyanyi bersama untuk merayakan kemenangan. Saat itulah kaum lelaki melubangi hidungnya untuk memakai wam aik.
Ada pula noken. Noken adalah tas tradisional masyarakat Papua yang terbuat dari serat kulit kayu. Biasanya, kaum perempuan memakai noken di kepala untuk membawa barang kebutuhan sehari-hari dan juga membawa hasil pertanian. Karena keunikannya yang dibawa dengan kepala ini, noken didaftarkan ke UNESCO (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu, dan Budaya) sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia.(ANS)
Selain koteka, kaum laki-laki juga mengenakan wam aik, yaitu aksesori yang dipakai di hidung. Wam aik terbuat dari taring babi.
Berdasarkan tradisi lokal, menurut Kepala Distrik Kurulu, Wamena, Juda Defarius, setelah berperang dengan suku lain dan mengalahkan musuh, maka suku pemenang akan berkumpul untuk menari dan menyanyi bersama untuk merayakan kemenangan. Saat itulah kaum lelaki melubangi hidungnya untuk memakai wam aik.
Ada pula noken. Noken adalah tas tradisional masyarakat Papua yang terbuat dari serat kulit kayu. Biasanya, kaum perempuan memakai noken di kepala untuk membawa barang kebutuhan sehari-hari dan juga membawa hasil pertanian. Karena keunikannya yang dibawa dengan kepala ini, noken didaftarkan ke UNESCO (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu, dan Budaya) sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia.(ANS)
Sumber: Liputan6.com
Julianus Kriswantoro
0 komentar:
Post a Comment