Jayapura - Bisnis Sovenir
Khas Papua bisa dibilang tidak kenal Musiman. Dalam banyak kesempatan
barang tersebut banyak diburu baik Masyarakat Lokal maupun Turis
mancanegara . Disamping Itu tingkat merugi juga kecil karena usaha
souvenir khas Papua tersebut tahan lama sehingga tidak cepat lapuk
serta usang dimakan usia
Karena factor itulah banyak pelaku usaha yang mencari keberuntungan dari bisnis tersebut,salah satunya fadil,setiap hari kita bisa melayani pembeli 5 kadang 7 orang bahkan bisa lebih kalau lagi rame kata Fadil ketika bertemu Bintang Papua senin 13/1 ,ditempat usahanya kemarin,
Kebanyakan yang dicari disini adalah koteka dimana barang tersebut dicari sebagai buah tangan kerabat di luar Papua atau pesanan. Salah satunya adalah Risma mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi di Yogya tersebut membeli Koteka karena mendapat pesanan dari rekanya di Yogya . “ Iya ni mas malu juga perempuan beli ginian tapi gimana lagi ada rekan yang pesan jadi yah terpaksa saya beli dari pada ntar bikin kecewa mereka,” ujarnya .
Karena factor itulah banyak pelaku usaha yang mencari keberuntungan dari bisnis tersebut,salah satunya fadil,setiap hari kita bisa melayani pembeli 5 kadang 7 orang bahkan bisa lebih kalau lagi rame kata Fadil ketika bertemu Bintang Papua senin 13/1 ,ditempat usahanya kemarin,
Kebanyakan yang dicari disini adalah koteka dimana barang tersebut dicari sebagai buah tangan kerabat di luar Papua atau pesanan. Salah satunya adalah Risma mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi di Yogya tersebut membeli Koteka karena mendapat pesanan dari rekanya di Yogya . “ Iya ni mas malu juga perempuan beli ginian tapi gimana lagi ada rekan yang pesan jadi yah terpaksa saya beli dari pada ntar bikin kecewa mereka,” ujarnya .
Untuk Koteka ukuran Kecil dihargai rp 50 ribu sedang ukuran besar rp
75 ribu,kalau beli diatas 3 Pc ntar dikasih discount jelasnya, dalam
sehari koteka bisa terjual 5 hingga 7 buah, bahkan kadang lebih kalau
lagi rame, ditambah dari penjualan barang lainya seperti Noken dll ,
rata rata dalam sehari pendapatan sekitar rp 2-3 juta , koteka merupakan
pakaian adat pria dewasa Disebagian pedalaman pegunungan Papua, dan
koteka juga sebagai pakaian yang berfungsi untuk menutupi kemaluan
laki laki . Hingga kini, pakaian adat tersebut masih digunakan oleh
sebagian dari mereka untuk menutup kemaluannya. Sedangkan Koteka
terbuat dari kulit labu air, isi dan biji labu tua dikeluarkan lalu
kulitnya dijemur.,
secara harfiah koteka bermakna “pakaian”, kata ini berasal dari bahasa salah satu suku Papua di daerah Nabire yaitu suku Paniai. Namun di daerah wamena orang-orang setempat menyebutnya dengan sebutan “Horim , Untuk ukuran dan bentuk pun sangat beragam , perbedaan ini berhubungan dengan jenis acara Contohnya, koteka berukuran panjang digunakan untuk upacara adat, atau jika terjadi perang suku, dan biasanya sudah diberi ornament atau ukiran terlebih dahulu. Untuk koteka ukuran pendek digunakan untuk kegiatan sehari-hari misal pada saat bekerja di hutan atau di ladang. Bentuk koteka pun bermacam-macam, ada yang bulat dan ada yang lonjong, ada juga yang berbentuk seperti huruf L.
Seiring waktu, koteka saat ini kurang populer untuk dipakai sehari-hari. jarang sekal iditemukan orang yang memakai koteka,sekali waktu dalam acara tertentu jasa masih bisa kita lihat apalagi,Saat ini ada larangan memakai koteka di kendaraan umum, sekolah, atau jika ingin ke gereja. Namun sekarang koteka lebih banyak ditemukan tergantung di toko-toko suvenir. Jika kita ingin membelinya, tidak perlu menjadikannya sebagai pakaian untuk dipakai, namun bisa sebagai buah tangan atau sebagian untuk dikoleksi
Selain menyediakan Kotega dengan berbagai ukuran Baliem Shop Juga Menyediakan noken , Lukisan Khas papua dari Kulit Kayu,Topi Kulit Kayu,Topeng kayu dan Aksesories seperti gelang dan Kalung etnic Papua, Untuk Harga Terendah dari Gelang Dan Kalung Rp 5 rupiah sedangkan tertinggi dari Topeng Kayu ukuran Besar Dibandrol Hingga rp 1,5 juta untuk satu topeng.
Besar harapan Fadil dan beberapa penjual Sovenir Etnic Papua lainya agar kegiatan yang berskala nasional di Jayapura lebih sering diadakan seperti Raimuna kemarin hal tersebut bertujuan agar,kerajinan tangan khas Papua ini lebih dikenal diseantero Negeri. “ Dan tidak kalah pentingnya hal tersebut juga akan mampu mendongkrak omset penjualan lebih besar lagi,” pungkasnya . ( Ady/don/lo1)
Sumber: BINPA
secara harfiah koteka bermakna “pakaian”, kata ini berasal dari bahasa salah satu suku Papua di daerah Nabire yaitu suku Paniai. Namun di daerah wamena orang-orang setempat menyebutnya dengan sebutan “Horim , Untuk ukuran dan bentuk pun sangat beragam , perbedaan ini berhubungan dengan jenis acara Contohnya, koteka berukuran panjang digunakan untuk upacara adat, atau jika terjadi perang suku, dan biasanya sudah diberi ornament atau ukiran terlebih dahulu. Untuk koteka ukuran pendek digunakan untuk kegiatan sehari-hari misal pada saat bekerja di hutan atau di ladang. Bentuk koteka pun bermacam-macam, ada yang bulat dan ada yang lonjong, ada juga yang berbentuk seperti huruf L.
Seiring waktu, koteka saat ini kurang populer untuk dipakai sehari-hari. jarang sekal iditemukan orang yang memakai koteka,sekali waktu dalam acara tertentu jasa masih bisa kita lihat apalagi,Saat ini ada larangan memakai koteka di kendaraan umum, sekolah, atau jika ingin ke gereja. Namun sekarang koteka lebih banyak ditemukan tergantung di toko-toko suvenir. Jika kita ingin membelinya, tidak perlu menjadikannya sebagai pakaian untuk dipakai, namun bisa sebagai buah tangan atau sebagian untuk dikoleksi
Selain menyediakan Kotega dengan berbagai ukuran Baliem Shop Juga Menyediakan noken , Lukisan Khas papua dari Kulit Kayu,Topi Kulit Kayu,Topeng kayu dan Aksesories seperti gelang dan Kalung etnic Papua, Untuk Harga Terendah dari Gelang Dan Kalung Rp 5 rupiah sedangkan tertinggi dari Topeng Kayu ukuran Besar Dibandrol Hingga rp 1,5 juta untuk satu topeng.
Besar harapan Fadil dan beberapa penjual Sovenir Etnic Papua lainya agar kegiatan yang berskala nasional di Jayapura lebih sering diadakan seperti Raimuna kemarin hal tersebut bertujuan agar,kerajinan tangan khas Papua ini lebih dikenal diseantero Negeri. “ Dan tidak kalah pentingnya hal tersebut juga akan mampu mendongkrak omset penjualan lebih besar lagi,” pungkasnya . ( Ady/don/lo1)
Sumber: BINPA
0 komentar:
Post a Comment