"Umat terbanyak saat ini orang muda usia 15 sampai 30 tahun di setiap paroki. Jadi, boleh dikatakan wajah orang muda itu menggambarkan wajah Gereja dewasa ini dan iman orang muda itu menggambarkan iman umat," kata Saklil, di Timika, Kamis.
Uskup menekankan pentingnya orang muda Katolik di Mimika belajar lebih serius tentang agama dan selanjutnya dalam berfikir, bertindak, dan berbuat sesuatu menggambarkan iman yang dianutnya.
"Menjadi Katolik itu bukan jaminan, banyak orang bisa mengatakan dia penganut Katolik dari zaman dahulu. Yang menjamin itu, imannya harus tumbuh dalam dirinya dan menggerakkan hidup sehingga Roh Allah menjadi hidup," ujar Uskup kelahiran Kampung Umar, Mimika Barat itu.
Uskup Saklil prihatin dengan kondisi orang muda Katolik dewasa ini yang menghayati agama secara biasa-biasa saja.
"... boleh dikatakan
wajah orang muda
itu menggambarkan wajah
dewasa ini..."
Dalam
perkembangan dunia yang semakin modern didukung perkembangan ilmu
pengetahuan serta teknologi sangat cepat, katanya, setiap orang bisa
memiliki pola pikir, cara hidup dan kebebasannya sendiri-sendiri.
Pada
saat seseorang tumbuh menjadi orang muda, ada banyak kasus mereka tidak
bisa merealisasikan cita-cita, karena orang tua tidak mampu ataukah
karena orang tua tidak mau perduli.
"Saat
itulah mereka perlu perhatian orang tua. Kalau tidak ada perhatian, dia
akan hancur dan pada akhirnya mencari jalan pintas," tutur Uskup Saklil.
Uskup Saklil juga menekankan pentingnya setiap orang dapat memahami adat-istiadat, budaya dan karakter orang lain dari suku, budaya dan adat-istiadat yang berbeda untuk menumbuhkan kehidupan yang harmonis di Mimika.
Uskup Saklil juga menekankan pentingnya setiap orang dapat memahami adat-istiadat, budaya dan karakter orang lain dari suku, budaya dan adat-istiadat yang berbeda untuk menumbuhkan kehidupan yang harmonis di Mimika.
Sumber: Antara
0 komentar:
Post a Comment