Foto, tpn:
Area penambangan PT. Freeport di Tembagapura. /Foto: Getty Images /@MSTimika, |
Data yang dihimpun majalahselangkah.com,
korban tewas bernama Dony Asmon (38), karyawan di Departemen Geologi.
Ia diduga kuat keracunan gas di terowongan Midle Low Area (MLA), Cross
Cut 25 Amole Under Ground.
Juru Bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani Sirait belum mengungkap fakta
ke publik. Namun, menurut kepolisian, selain Dony Asmon pemilik ID
895458, nasib sama dialami pekerja lain, Pahma, Awa Mardiana, dan Hery
Purwanto. Mereka segera mendapat pertolongan. Dugaan sementara, tiga
orang karyawan di perusahaan raksasa itu juga akibat terkena semburan
gas beracun.
“Mereka tiga sedang dirawat di rumah sakit. Kalau yang satunya, sudah meninggal,” kata sumber majalahselangkah.com di Timika, Minggu (20/1).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Komisaris Besar Polisi I
Gede Sumerta Jaya, membenarkan kejadian tersebut. Kata dia, sesuai
laporan yang diterima dari Polres Mimika, empat orang karyawan PT
Freeport itu diduga keracunan gas di terowongan Kucing Liar.
Tiga orang yang telah dievakuasi ke rumah sakit, menurut Sumerta, sedang
menjalani perawatan. Sedangkan, korban meninggal masih di terowongan.
Menunggu koordinasi dengan pihak medis, kepolisian dan manajemen
perusahaan.
Untuk mengungkapnya, Polda Papua langsung memerintahkan Polres Mimika segera menangani insiden ini.
Pasca peristiwa naas itu, aktivitas para karyawan sempat terhenti.
Foto, tpn:
Tembagapura Hospital terendam lumpur, Selasa (15/1) lalu. /Foto: Reuters /@MS |
Lima hari sebelumnya, Fernandus Wakerkwa yang
sore itu sedang bermain di kompleks perumahan karyawan PT Freeport,
terseret arus. Dicari selama beberapa hari, belum juga ditemukan.
Kejadian tragis itu menimpa keluarga Wakerkwa setelah tanggul air sungai
Aijkwa, jebol akibat diterjang banjir, Senin (14/1) sekira pukul 16.00
WIT.
Air dan lumpur “menghantam” perumahan karyawan dan Tembagapura hospital.
Seluruh karyawan PT FI dan perusahaan kontraktor bersama sanak keluarga
terpaksa dievakuasi ke beberapa tempat yang dianggap aman sambil
menunggu redahnya banjir bandang di kota Tembagapura. Diketahui. tahun
1991, 1995, dan 2011 pernah terjadi peristiwa yang sama.
Selasa 2 Agustus 2011, longsor melanda areal PT FI, tepatnya di Mile 73.
Seorang warga Australia, Davis Wayne tewas. Longsor menghempaskan mobil
Ford yang dikemudikan karyawan PT Redpath itu. Davis terjatuh ke jurang
sedalam 150 meter. Ia ditemukan tewas mengenaskan di dalam aliran Kali
Kabur.
Selama ini, keberadaan perusahaan asing tersebut tak pernah luput dari
sorotan banyak pihak. Sorotannya termasuk soal keselamatan para
karyawannya. Kawasan di
bawah areal pertambangan memunyai tingkat kerawanan tinggi terhadap
bencana tanah longsor. Tanggal, 9 Oktober 2003, terjadi longsor di
bagian Selatan area tambang terbuka Grasberg, menewaskan 13 orang
karyawan.
Walhi mensinyalir,
longsor itu terjadi akibat lemahnya kepedulian PT Freeport terhadap
lingkungan. Padahal, lokasi penambangan Grasberg adalah daerah rawan
bencana akibat topografi wilayah serta tingginya curah hujan.
Foto, tpn:
Sampah produksi PT Freeport mengalir di sungai, depan Bandara Moses Kilangin. /Foto: Markus You/@MS |
Tahun 2000, penampungan tailing di Danau Wanagon jebol. Empat orang
karyawan sub-kontraktor PT Freeport tewas dalam bencana itu dan merusak
tempat tinggal 12 Kepala Keluarga di Desa Banti.
Sejak 1998 hingga 2000, sudah tiga kali tempat penampungan limbah batuan
(tailing dam) jebol. Kasus yang kedua kalinya terjadi pada 22 Juni
1998.
Catatan Reuters yang dilansir www.miningindo.com, pada 19 Oktober 2003, setidaknya 9 orang karyawan Freeport meninggal saat sedang bekerja. (MY/Ist/MS)
Ditulis oleh Mateus Ch. Auwe
Sumber: Majalah Selangkah
0 komentar:
Post a Comment