![]() |
Gedung Gereja Katolik Santa Maria Magdalena Pagubutu, Pugodide, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua. Foto: SK |
Paniai -- Aparat
gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi merusak pintu
ruang Sakristi Gereja Katolik Santa Maria Magdalena Pagubutu, Pugodide,
Kabupaten Papua, Provinsi Papua, Minggu 4 Agustus 2013 lalu.
Laporan yang diterima majalahselangkah.com dari
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Papua wilayah Paniai, penendangan ruang
sakral Gereja Katolik itu dilakukan dalam rangka pencarian Senjata
Gelap yang dicurigai dimiliki oleh kelompok militan di wilayah Pugodide.
"Pada saat
itu, masyarakat siap-siap terima ternak babi yang rencananya akan
dibagikan oleh seorang anggota TNI, Jonatan Bunai. Tapi, kegiatan
penyerahan bibit ternak babi ini berubah menjadi ajang pemeriksaan
senjata oleh oknum pasukan gabungan TNI dan Polri. Mereka (TNI/Polri)
mengatakan mencari senjata. Pada saat itu, mereka memeriksa anak-anak
laki-laki, anak-anak perempuan, pemuda-pemudi serta orang-orang tua
seluruhnya," tulisnya dalam laporan itu.
Dijelaskan, pasukan
gabungan ini tidak menemukan sepucuk senjata pun termasuk amunisinya di
komplek Gedung Gereja Katolik Santa Maria Magdalena. Karena
kunci pintu masuk ruang Sakristi tidak diberikan oleh jemaat, pintu
ruang Sakristi ditendang oleh oknum anggota TNI untuk melakukan
pemeriksaan senjata api dalam ruangan itu.
"Saat pencarian itu, gedung
Gereja dikeliling oleh TNI sambil cungkil tanah di pinggiran setiap
fondasi bangunan gereja. TNI juga naik ke arah plafon gereja dari dalam.
Di atas atap daun senk juga dipanjat TNI dengan menggunakan
tangga-tangga buatan kayu milik umat Katolik di Pagubutu."
Dikatakan,
aparat TNI/Polri tidak menemukan sepucuk senjata pun termasuk amunisinya
di dalam ruang Sakristi.Aparat TNI/Polri membawa pergi uang sebesar Rp6
juta yang diisi oleh XD, uang sebesar Rp10 Juta rupiah yang disii oleh
NP, dan beberapa handphone milik warga. Semuanya telah dibawa ke Polres
Paniai di Madi sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Kronologi
Pada tanggal 1
Agustus 2013, masyarakat di di Pugodide menerima berita tentang
pembagian Bibit Ternak Babi untuk 10 Kelompok sesuai marga/fam yang ada
di 3 desa/kampung.
Bapak Jonatan
Bunai Gedeutopaa (Anggota TNI) yang bertugas di Jayapura telah meminta
masyarakat yang berdomisili dalam wilayah 3 desa/kampung di Pugodide
datang berkumpul menerima bibit ternak babi.
Pada tanggal 4
Agustus 2013, pagi harinya, sebelum Ibadah Minggu dimulai, Bapak
Jonatan Bunai didampingi Matias Bunai Odiyaipaa mengantarkan 10 ekor
babi betina untuk dibagikan.
Sepuluh
kelompok penerima ternak antara lain (1) Kelompok Perserikatan Fam Bunai
Odiyaipaa diwakili oleh Matias Bunai di Tougida; (2) Kelompok
Perserikatan Fam Gedeutopaa diwakili oleh Pewarta Demianus Bunai di
Jikai; (3) Kelompok Perserikatan Fam Bunai Wenaapa diwakili oleh Markus
Bunai; (3) Kelompok Perserikatan Fam Bunai Maibopaa diwakili oleh
Jimunaipiyaa Bunai di Bado Pugoo; (5) Kelompok Perserikatan Fam Bunai
Umagopaa diawakili oleh Yohanes Bunai di Papouye; (6) Kelompok
Perserikatan Fam Bunai Beukamepaa diwakili oleh Marthen Bunai di Kopai;
(7) Kelompok Perserikatan Fam Yeimo Koguwo diwakili oleh Epres Yeimo di
Papouye; (8) Kelompok Perserikatan Fam Yeimo Emigai diwakili oleh Yan
Yeimo di Kagupugaida; (9) Kelompok Perserikatan Fam Tobai diwakili oleh
Januarius Tobai di Waidide; (10) Kelompok Perserikatan Fam Yatipai
diwakili oleh Didimus Yatipai di Waidide.
Seusai
ibadah, Minggu pagi, para umat Katolik dan jemaat KINGMI memenuhi
undangan Jonatan Bunai untuk hadiri acara pembagian bibit ternak babi
yang telah disiapkan di halaman Gedung Gereja Santa Maria Magdalena
Pugo.
Jonatan dan
Matias Bunai berdiri di tengah-tengah anggota penerima ternak
babi, posisi mereka tepat di depan pintu gereja. Tiba-tiba tiga mobil
berhenti di jalan raya Nabire-Paniai, tepat depan pintu masuk Gereja
Katolik.
Dari dalam
mobil itu, kurang lebih 15 orang anggota Pasukan Gabungan TNI turun dari
mobil yang berwarna putih tersebut. Mereka menuju ke halaman gedung
gereja tanpa diketahui alasannya. Mereka masuk di kerumunan warga yang
siap menerima ternak babi itu.
Para penerima
dan pemberi bibit ternak babi terkejut. Para penerima bibit ternak babi
termasuk pemberi dan pendamping membiarkan setiap aksi pemeriksaan dan
pembongkaran yang dilakukan oleh pasukan gabungan.
Bapak Jonatan
Bunai dan Matias Bunai penerima bibit ternak babi tidak terpancing
dengan aksi pemeriksaan dan pembongkaran pintu ruang Sakristi Gereja
Katolik Santa Maria Magdalena.
TNI
mengatakan, kami melakukan pemeriksaan untuk mencari Senjata Gelap yang
telah dimilikinya oleh Kelompok Militan di Pugodide. TNI juga telah
memasuki dalam ruangan Gereja Katolik. Gedung Gereja dikeliling oleh TNI
sambil cungkil tanah di pinggiran setiap fondasi bangunan suci
tersebut.
TNI juga naik
ke arah plafon gereja dari dalam. Di atas atap daun senk juga dipanjat
TNI dengan menggunakan tangga-tangga buatan kayu milik umat Katolik di
Pagubutu.
Di saat
menjalankan aksi pemeriksaannya, baik anak-anak laki-laki, anak-anak
perempuan, pemuda-pemudi maupun orang-orang tua seluruhnya diperiksa
oleh pasukan gabungan TNI di pintu pagar masuk-keluar dari jalan raya
Nabire-Dogiyai-Deiyai dan Paniai dengan alasan mencari Senjata Api
(Gelap) dimaksud.
Dalam
pemeriksaan ini, aparat menyita uang sebesar Rp6 juta yang diisi
XD; uang sebesar Rp10 Juta rupiah yang diisi NP; dan beberapa handphone
milik warga. Semua barang yang disita dibawa ke Polres Paniai di
Madi, sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Atas aksi ini,
pasukan Gabungan TNI/Polri belum menemukan sepucuk senjata pun termasuk
amunisinya di komplek Gedung Gereja Katolik Santa Maria Magdalena
Pagubutu, Pugodide, Paniai, hari Minggu 4 Agustus 2013 itu.
Warga juga
belum mengambil gambar pada saat mereka melaksanakan pemeriksaan dan
pembongkaran di Gereja. Jonatan Bunai (Anggota TNI) yang sedang bertugas
di Jayapura sebagai saksinya terhadap peristiwa pemeriksaan dan
pembongkaran tersebut.
Saat ini, umat
Katolik dan jemaat KINGMI di Pugodide telah dan sedang merasakan trauma
dan takut akibat peristiwa yang terjadi di komplek Gereja Katolik itu.
Lima Permintaan Pekerja HAM di Paniai
1. KAPOLRI
diminta perintahkan KAPOLDA Papua untuk mencopot KAPOLRES Paniai dari
jabatannya pada kesempatan pertama. Karena Pasukan Gabungan TNI telah
melaksanakan PEMERIKSAAN DAN PEMBONGKARAN DALAM GEREJA PADA HARI MINGGU
DI PAGUBUTU.
2. Para
Pimpinan Umat Katolik untuk Wilayah Papua dan Indonesia (Tingkat
Keuskupan) diminta segera suarakan kepada Dewan Gereja Sedunia
(KEPAUSAN) untuk melihat dari dekat tentang peristiwa pemeriksaan dan
pembokaran termasuk TNI karena dengan senjata lengkap memasuki di
halaman Gereja Katolik Pagubutu, memasuki di ruang SAKRISTI, melewati
batas plafon gedung Gereja dan memanjat ke atas sengk disamping pintu
depan/teras Gedung Geraja yang dimaksud untuk mencari tempat
persembunyian SENJATA API/GELAP.
3. Dewan
Gereja Sedunia diminta segera meminta pertanggungjawaban KAPOLRES Paniai
melalui Kepolisian Republik Indonesia di Jakarta tentang aksi
pemeriksaan dan pembongkaran pintu ruang SAKRISTI (RUANG KERAMAT BAGI
UMAT KATOLIK SE-DUNIA) Santa Maria Magdalena Pagubutu di Pugodide 4
Agustus 2013.
4. Pemerintah
Vatican-Roma, Amerika Serikat, Belanda, Australia, Selandia Baru,
Inggris dan Indonesia diminta segera bertanggungjawab atas berbagai
kasus pelanggaran berat HAM yang telah dan sedang dilakukan oleh Pasukan
Gabungan TNI di Tanah Papua sejak 1 Mei 1963.
5. Dewan
Gereja Sedunia diminta segera desak Dewan HAM PBB kirimkan Tim Pemantau
Khusus PBB tentang penyalahgunaan kekuatan militer Indonesia (Pembunuhan
Kilat dengan menggunakan Senjata Api) dan pelarangan polisi tentang
kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum di Tanah Papua untuk
percepat proses pelaksanaan dialog antara pemerintah Indonesia dan Orang
Asli Papua. (GE/OG/MS)
Sumber :www.majalahselangkah.com
0 komentar:
Post a Comment