[foto: int] |
Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Engelina Pattiasina mengatakan bahwa dengan 25 blok Migas yang ada di Maluku, semestinya Maluku harus sejahtera.
“Tidak pantas berada di posisi empat besar provinsi termiskin di Indonesia,” ujarnya seperti dilansir PikiranRakyat, 06/07.
Dia menegaskan bahwa, semua pihak harus mencari cara bagaimana kekayaan besar itu berguna untuk kesejahteraan Maluku yang masuk provinsi termiskin.
“Dengan kekayaan seperti itu, pemerintah dan masyarakat Maluku harus memastikan kekayaan itu memiliki dampak nyata untuk kesejahteraan rakyat Maluku,” jelasnya.
Sementara itu, praktisi Migas, Boetje HP Balthazar mengatakan bahwa dari ke-25 blok itu, Blok Masela dengan cadangan gas abadi memiliki jangka waktu produksi komersil 30 tahun. Begitu juga candangan gas besar ada di Blok Babar Selaru.
“Saat ini, perusahaan Migas rakasasa dunia yang masuk ke Maluku, yakni Inpex dari Jepang, Shell BV dari Belanda dan Stat Oil dari Norwegia,” terangnya.
Selanjutnya, Boetje menyebut, potensi Migas luar biasa di Maluku yakni selain Blok Masela, Blok Babar Selaru, juga ada Blok Pulau Moa Selatan, dan Blok Roma.
“Blok itu berada di laut dalam dan berbatasan dengan negara lain. Untuk itu, perlu perhatian penuh sehingga tidak terjadi negara lain mengambil migas di wilayah Indonesia,” tuturnya. (aK)
http://indonesiatimur.co
0 komentar:
Post a Comment