Budaya bangsa papua di ambang pintu kepunahan |
Oleh : Gobai jhon
Kebudayaan adalah suatu keunikan yang khas dan mengandung nilai-nilai tertentu yang dianggap berharaga serta kebudayaan tersebut dapat dimiliki oleh sekelompok orang, bangsa, yang hidupnya secara bersamaan di suatu wilayah tertentu dan dari lingkungan itu pula kebudayaan dapat bertumbuh dan berkembang di dalam masyarakat. Maka dengan adanya kebudayaan itu maka masyarakat yang menganut kebudayaan itu akan tahu tentang kebudayaan yang ada sehingga kebudayaannya itu akan di jaga dan dilestarikan sehingga kebudayaan tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Unsur-unsur kebudayaan itu mencakup bahasa daerah, musik-musik daerah, benda-benda budaya,gaya hidup, ukiran-ukiran, cara berpakaian, cara berpikir orang, cara hidup dan lain-lain. Kebudayaan adalah identias seseorang sehingga orang tahu bahwa budaya merupaka identitas.
Seiring berkembangnya zaman, banyak tingkah laku dan adat kebiasaan yang bernilai positif lambat laun semakin hilang. Perkembangan zaman, semakin menghimpit, bahkan berpotensi besar menghancurkan, atau lebih tepatnya dikatakan menelan kebudayaan asli, khususnya bagi bangsa Papua, yang mendiami di pegunungan tengah Papua. Terlihat kebudayaan sangat berbeda dari generasi ke generasi. Oleh karena itu kita orang papua secara khusus orang pegunungan tengah harus mempertahankan kebudayan daerah kita masing-masing, sebab kebudayaan kita semakin tidak jelas nampaknya dan sudah terlihat secara nyata bahwa kebudayaan kita yang unik sudah berubah secara total.
Gaya hidup zaman sekarang sudah berubah, saat ini orang papua khususnya kaum remaja sampai dengan anak-anak senang dengan alat-alat musik modern seperti musik jazz, reggae, pop,dibandingkan dengan ketertarikan kita terhadap kebudayaan daerah kita masing-masing seperti emaa, wisisi, sapusa, wene, balowaijia, dan lain-lain yang merupakan alat-alat tradisional kita dan sekarang kita semakin lupa dan tinggalkan sehingga yang terjadi sekarang adalah kita melakukan yang seharusnya tidak kita lakukan dan yang seharusnya kita lakukan tidak kita melakukannya.
Gaya hidup pun tidak jauh beda dengan alat-alat musik yakni gaya hidup pirang rambut, mengkonsumsi minuman keras (miras), selain itu pergi ke salon pun tidak asing dan hal itu merupakan hal biasa bagi mereka dengan demikian secara otomatis segalah perilaku dan kebudayaan modern tidak dianggap asing karena terpengaruh dengan kebudayaan modern itu.
Tanpa disadari kebiasaan berbahasa kita sehari-sehari pun sudah berubah total dari sebelumnya yang baik dan benar. Anak-anak muda sekarang bukan lagi menggunakan saya, kamu, dan kalian, tetapi berubah menjadi “ lo, lu, gue, ngga, dan nda”
Mengapa tingkah laku dan adat kebiasaan yang bernilai positif lambat laun semakin hilang? karena orang tua tidak mengajarkan kebudayaannya kepada anak-anaknya, karena orang tua maupun anak tidak peduli dengan kebudayaannya, karena ada orang tertentu yang malu terhadap benda-benda kebudayaannya khususnya pakaian adat, sehingga malu untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kebudayaannya, karena mungkin dari orang tua sudah mengajarkan kebudayaannya itu kepada anknya tetapi dari anak sendiri tidak peduli dengan kebudayaannya. Jika dari kita orang papua sendiri tidak peduli dengan kita maka yang akan terjadi adalah hal-hal yang tidak kita inginkan seperti anak, cucu dan lainnya tidak tahu kebudayaannya yang sebenarnya.
Melihat keprihatinan dan faktor-faktor di atas, maka harus ada upaya dari kita bersama, khususnya yang berasal dari pegunungan tengah Papua untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan yang kita miliki, agar-nilai-nilai positifnya tetap hidup. Karena itulah yang menjadi identitas kita dan identitas kebudayaan kita. Maka suatu upaya, SMA YPPK Adhi Luhur, Kolese Le Cocq d’Armandville Nabire dalam hal ini hadir sebagai mediator, dimana kami siswa/inya dapat mengembangkan kebudayaan kami, melestarikannya, agar tidak di tindas oleh arus roda zaman, dengan menggelar Festival Budaya tahun 2011, dengan tema Budayaku Identitasku.
Kata budaya “ Meiya ipa nagainegii, meiya nayakainegii, meiya namunainegii” Kalau bukan kita harapkan siapa lagi untuk memertahankan kebudayaan kita! Tidak ada orang dibelakang kita kecuali kita Orang Muda Papua. Kita pasti bisa!
DIDINOO, IPANOO ANIYA BUNA MAKI KOUNAA
0 komentar:
Post a Comment