Bacaan Injil Luk 18:35-43
Penyembuhan si buta dengan untaian kata-kata indahnya, "Tuhan, semoga
aku melihat" kiranya telah banyak kita renungkan setiap saat bacaan ini
kita baca, dengar dan renungkan. Oleh karena itu, izinkanlah aku
menghantarmu untuk merenungkan aspek indah lain dari bacaan Injil hari
ini.
Perjalanan Yesus ke Yerusalem melewati Yerikho adalah perjalanan untuk menderita. Meskipun derita telah menanti-Nya, namun itu tidak menghentikan-Nya untuk membantu mereka yang menderita sepanjang perjalanan-Nya seperti menyembuhkan si pengemis buta itu. Demikian pun apa yang diperbuat-Nya dalam perjalanan dari rumah Pilatus ke bukti Golgota di mana Ia berhenti sejenak untuk menghibur wanita-wanita yang menangisi-Nya. Salib takan pernah memadamkan gelora jiwa-Nya untuk selalu mencintai saudara dan aku. Itulah alasan mengapa Ia telah mati untuk kita.
Pelajarannya untuk kita di hari ini; Tak dapat disangkal bahwa setiap orang pasti menderita entah fisik maupun psikis, namun sesaat ketika engkau mampu membantu dan menghibur orang lain dalam derita mereka, maka berbanggalah pada dirimu karena sesungguhnya Roh-Nya selalu ada padamu sehingga engkau pun mampu melakukan apa yang pernah Dia lakukan, menyembuhkan yang sakit, menghibur dan menguatkan yang sedih dan berputas asa. Di atas segalanya engkau telah membuat Allah tersenyum padamu lewat kerelaanmu untuk menjadi putra dan putri-Nya yang baik.
Ya, sebuah senyum indah dalam deritamu adalah sapaan Allah bagi sesamamu terutama yang lebih menderita darimu di dalam hidupmu, terutama di hari ini.
Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,
***Duc in Altum***
Perjalanan Yesus ke Yerusalem melewati Yerikho adalah perjalanan untuk menderita. Meskipun derita telah menanti-Nya, namun itu tidak menghentikan-Nya untuk membantu mereka yang menderita sepanjang perjalanan-Nya seperti menyembuhkan si pengemis buta itu. Demikian pun apa yang diperbuat-Nya dalam perjalanan dari rumah Pilatus ke bukti Golgota di mana Ia berhenti sejenak untuk menghibur wanita-wanita yang menangisi-Nya. Salib takan pernah memadamkan gelora jiwa-Nya untuk selalu mencintai saudara dan aku. Itulah alasan mengapa Ia telah mati untuk kita.
Pelajarannya untuk kita di hari ini; Tak dapat disangkal bahwa setiap orang pasti menderita entah fisik maupun psikis, namun sesaat ketika engkau mampu membantu dan menghibur orang lain dalam derita mereka, maka berbanggalah pada dirimu karena sesungguhnya Roh-Nya selalu ada padamu sehingga engkau pun mampu melakukan apa yang pernah Dia lakukan, menyembuhkan yang sakit, menghibur dan menguatkan yang sedih dan berputas asa. Di atas segalanya engkau telah membuat Allah tersenyum padamu lewat kerelaanmu untuk menjadi putra dan putri-Nya yang baik.
Ya, sebuah senyum indah dalam deritamu adalah sapaan Allah bagi sesamamu terutama yang lebih menderita darimu di dalam hidupmu, terutama di hari ini.
Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,
***Duc in Altum***
0 komentar:
Post a Comment